Penjelasan Neraca pada Akuntansi Keuangan | Kerozzi

Penjelasan Neraca pada Akuntansi Keuangan

Berikut ini adalah makalah akuntansi keuangan menengah 1 yang berjudul Neraca. Dalam bab neraca, kita akan membahas mengenai Apa Kegunaan Neraca?, Apa yang menjadi Keterbatasan dan Klasifikasi dari Neraca? , Bagaimana bentuk Formatnya serta Informasi tambahan yang dilaporkan dan Bagaimana Teknik pengungkapan dalam Neraca. disini semua pertanyaan tersebut akan Kerozzi Jawab dengan lengkap dan jelas. 
 

Akuntansi Keuangan Menengah 1

Neraca

gambar makalah Neraca
Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Nur Mazidah (122010300006)
2. Eny Puji R (122010300026)
3. Agus (122010300050 )
Universitas Muhammadiah Sidoarjo
Ekonomi Akuntansi 3SA
 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLah SWT. Karena atas Limpahan Rahmat serta HidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Akuntansi Keuangan menengah I dengan baik. Dan tak Lupa sholawat ma’asSalam semoga tetap terlimpahkan pada junjungan kita Nabi Besar MUHAMMAD SAW, karena Beliaulah Suri tauladan bagi setiap langkah kita.
 
Makalah yang disusun ini berhasil menguraikan tentang “ Neraca”. Hal ini bertujuan agar kita dapat memahami beberapa pengertian dalam materi tersebut .
 
Terselesaikannya makalah ini dan jawaban soal karakteristik kualitatif konsep konseptual, tentu berkat bimbingan dari Bapak Heri selaku dosen pembimbing kami agar makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
 
Kiranya makalah yang kami susun ini dapat membawa manfaat dan menunjang bagi proses pembelajaran khususnya pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah . Terlepas dari keyakinan kami akan kesempurnaan makalah ini, kami tetap menanti segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari rekan – rekan dan juga dosen pembimbing.
 
Sidoarjo , 08 Oktober 2013
Penyusun
 

Daftar isi

Halaman judul ……………………………………………………………………………………………………..
Kata Pengantar ……………………………………….……………….……………………………………………………….
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………………..
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………….……………………………………
1.2 Tujuan ………………………………………………………………………….………………
1.3 Rumusan Masalah ………………………………………………………………………………............
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Kegunaan Neraca …………………………………………….…………………………………………………….
2.2 Keterbatasan Neraca …………………………………………………………………………………………..
2.3 Klasifikasi Neraca …………………………………………………………………………………………..
2.4 Format Neraca ……………………………………………………………………………………………………….
2.5 Informasi tambahan yang dilaporkan …………………………………………………….
2.6 Teknik Pengungkapan ……………………………………………………………………………….
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………………………
 
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Neraca merupakan salah satu dari laporan keuangan yang paling penting.Hal ini karena neraca berisi mengenai harta kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan pada suatu periode tertentu. Selain itu, neraca juga berisi tentang utang serta modal perusahaan pada saat yang bersamaan.
 
Dengan Neraca maka para kreditur atau penanam modal dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dapat mempelajari antara lain Kemampuan dari perusahaan tersebut di dalam melunasi kewajiban-kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang serta  Kecenderungan perusahaan pada masa yang akan datang.
 
Neraca memiliki bagian-bagian yang seimbang. Sisi kiri memuat aktiva yang mencerminkan sumberdaya perusahaan. Sedangkan sisi kanan memuat kewajiban dan ekuitas pemilik yang mencerminkan klaim terhadap sumberdaya yang dimiliki perusahaan. Keseimbangan antara sisi kiri dan kanan pada neraca tidak dapat diubah oleh transaksi apapun. Seorang akuntan dalam penyusunannya pada sebuah neraca yang tidak seimbang mengetahui bahwa telah terjadi suatu kesalahan klerikal. Oleh karena itu diperlukan suatu kematangan bagi seorang akuntan dalam memahami neraca.
 
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui Kegunaan Neraca
2. Untuk mengetahui Keterbatasan neraca
3. Untuk mengetahui Klasifikasi Neraca
4. Untuk mengetahui Format neraca
5. Untuk mengetahui Informasi tambahan yang dilaporkan
6. Untuk mengetahui Teknik pengungkapan
 
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa Kegunaan Neraca?
2. Apa yang menjadi Keterbatasan dari neraca?
3. Apa saja Klasifikasi dari Neraca?
4. Bagaimana bentuk Format neraca?
5. Apa saja Informasi tambahan yang dilaporkan dalam neraca?
6. Bagaimana Teknik pengungkapan dalam Neraca?
 
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Kegunaan Neraca
Neraca merupakan dasar untuk menghitung tingkat pengembalian dan mengevaluasi struktur modal perusahaan. Hal ini karena neraca menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban dan ekuitas pemegang saham. Oleh karena itu, neraca dapat dimanfaatkan untuk menganalisis likuiditas, solvabilitas dan fleksibilitas keuangan perusahaan.
 
- Likuiditas,
menunjukkan jumlah waktu yang diperkirakan akan dibutuhkan perusahaan sampai suatu aktiva terealisasi. Atau sebaliknya dikonversi menjadi kas atau sampai kewajiban dibayar. Kreditor sangat berkepentingan dengan ratio likuiditas jangka pendek, yaitu ratio kas terhadap kewajiban jangka pendek,karena ratio ini mengindikasikan apakah perusahaan akan memiliki sumberdaya untuk melunasi kewajiban lancarnya dan yang segera jatuh tempo. Demikian juga, pemegang saham menggunakan likuiditas untuk mengevaluasi kemungkinan deviden tunai, atau pembelian kembali saham. Secara umum, semakin tinggi likuiditas, semakin kecil resiko kegagalan perusahaan.
 
- Solvabilitas,
Kemampuan perusahaan untuk mebayar seluruh hutangnya pada saat jatuh tempo. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan memiliki hutang jangka panjang yang relative tinggi terhadap aktiva, maka perusahaan ini memiliki solvabilitas (solvency) yang lebih rendah dibanding perusahaan sejenis dengan hutang jagka panjang yang rendah. Solvabilitas yang rendah mengindikasikan bahwa perusahaan lebih beresiko bangkrut karena aktivanya akan diperlukan untuk membayar kewajiban tetap ini.
 
- Fleksibilitas keuangan
Likuiditas dan solvabilitas mempengaruhi fleksibilitas entitas yaitu kemampuan perusahaan mengambil tindakan yang efektif untuk mengubah jumlah dan penetapan waktu arus kas sehingga bisa bereaksi terhadap kebutuhan dan peluang yang tak terduga. Sebuah perusahaan yang memiliki banyak hutang menjadi tidak fleksibel secara keuangan, misalnya perusahaan memiliki sumber kas yang terbatas atau tidak sama sekali untuk membiayai ekspansi atau melunasi hutang yang telah jatuh tempo. Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat fleksibilitas keuangan yang tinggi akan lebih mampu melewati periode yang buruk, memanfaatkan peluang investasi yang tak terduga dan menguntungkan , serta memulihkan diri dari krisis. Secara umum semakin tinggi fleksibilitas keuangan, semakin kecil resiko kegagalan perusahaan.
 
2.2 Keterbatasan Neraca
Disamping banyak kegunaan yang didapat, neraca juga memiliki keterbatasan. Pemakai eksternal sering kali perlu mengetahui nilai sebuah perusahaan. Namun neraca secara umum tidak mencerminkan nilai saat ini dari suatu usaha. Rasio yang disukai antara para pemain di bursa efek adalah rasio buku terhadap pasar (book-to-market ratio) dihitung sebagai total nilai buku modal biasa (total book value of common equity) dibagi dengan total nilai pasar modal biasa (total market value of common equity). Rasio ini mencerminkan perbedaan antara nilai neraca sebuah perusahaan dan nilai pasar actual perusahaan. Biasanya rasio ini selalu berkisar kurang dari satu karena banyak aktiva dilaporkan pada biaya historis. Selain itu karena laporan keuangan laba-rugi dan neraca saling berhubungan, maka tidaklah heran jika neraca memiliki banyak keterbatasan yang sama dengan laba-rugi. Berikut adakah keterbatasan penting dari neraca :
 
  • Biaya historis. Sebagian besar aktiva dan kewajiban dicatat pada biaya historis atau harga perolehan. Akibatnya, informasi yang dilaporkan dalam neraca memiliki reliabilitas yang lebih tinggi di satu sisi, namun disisi lain dikecam karena nilai wajar saat ini yang lebih releven tidak dilaporkan.
  • Pertimbangan dan estimasi yang digunakan untuk menentukan berbagai pos yang dilaporkan dalam neraca. Misalnya masa manfaat suatu aktiva, Jumlah piutang yang tak tertagih, Jumlah beban garansi yang harus dicadangkan dan lainlain.
  • Aktiva tidak berwujud. Sumberdaya manusia yang handal, produk yang unggul, pelayanan yang ramah terhadap pelanggan ini jelas merupakan aktiva penting bagi perusahaan, namun neraca tidak dapat melaporkan karena tidak bisa dicatat atau diukur secara objektif.
  • Nilai tukar. Sebuah masalah yang berhubungan dengan neraca adalah ketidakstabilan nilai tukar yang mengakibatkan tidak dapat dipertahankannya daya beli yang konstan, sementara sumberdaya dan ekuitas pada neraca tidak disesuaikan terhadap perubahan didalam daya beli dari unit pengukuran.
  • Komparabilitas. Keterbatasan lain dari neraca juga berhubungan dengan kebutuhan untuk bisa dibandingkan (comparability), yaitu bahwa tidak semua perusahaan mengklasifikasikan dan melaporkan semua unsur neracanya dengan cara yang sama. Misalnya Klasifikasi judul dan perkiraan yang beragam. Perbedaan semacam ini membuat perbandingan menjadi sulit dan mengurangi nilai potensial analisis neraca.
  • Off-Balance-Sheet. Meningkatnya penggunaan dari pendanaan di luar neraca (off-balance-sheet). Untuk menghindari pelaporan kewajiban dalam jumlah yang besar pada neraca perusahaan. Pada kenyataan, aspek utama dari skandal akuntansi ENRON adalah penggunaan perjanjian pendanaan yang kreatif (dengan nama yang eksotik seperti Rhytms dan Raptor) Salah satu tantangan paling signifikan yang dihadapi profesi akuntansi adalah keterbatasan laporan keuangan, misalnya neraca. Sejumlah observasi menunjukkan bahwa para pemakai menentang penggantian model akuntansi berdasar historis dengan akuntansi berdasar nilai wajar. Akan tetapi, mereka menaganggap bahwa informasi nilai wajar berguna untuk jenis aktiva dan kewajiban tertentu serta untuk jenis industri tertentu. Selain itu, para pemakai juga menginginkan perusahaan mengungkapkan informasi mengenai estimasi serta asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah aktiva dan kewajiban yang material. Terakhir mereka menginginkan informasi kualitatif dan kuantitatif tentang resiko yang terkait dengan instrument keuangan serta perjanjian pembiayaan diluar neraca.

2.3 Klasifikasi Neraca
Neraca mengelompokkan perkiraan perkiraan ke dalam subkategori untuk membantu pembaca mendapatkan perspektif tentang posisi keuangan perusahaan dengan cepat. Aktiva biasanya diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu aktiva lancar dan tidak lancar. Kewajiban diklasifikasikan dalam hutang jangka pendek (lancar) dan hutang jangka panjang.
 
Bagi kebanyakan perusahaan, lancar berarti tidak lebih dari satu tahun, sedang tidak lancar berarti lebih dari satu tahun. Dengan demikian, aktiva dan kewajiban lancar adalah aktiva yang diharapkan dapat digunakan dan kewajiban yang diharapkan dapat dibayar dalam waktu tidak lebih dari satu tahun.
 
Setelah aktiva dan kewajiban diklasifikasikan, selisihnya dapat ditentukan. Selisih aktiva lancar dan kewajiban lancar disebut modal kerja (working capital). Modal kerja adalah cadangan likuid yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan keuangan masa depan.
 
Para pemakai laporan keuangan dapat merancang aturan pembagian kategori yang berbeda. Misalnya beberapa pemakai tidak memasukkan persediaan ketika mengevaluasi posisi modal kerja perusahaan. Pada dasarnya pemakai laporan keuangan memiliki kebebasan untuk menyusun dengan cara yang mereka inginkan.
 
Walaupun terdapat unsur subjektivitas dalam klasifikasi lancar dan tidak lancar, namun kepopulerannya sebagai indicator likuiditas menunjukkan bahwa klasifikasi ini dapat memenuhi kebutuhan para pemakai dalam pengambilan keputusan.
 
- Aktiva Lancar
Aktiva Lancar (current assets), adalah kas dan aktiva lainnya yang diharapkan akan dapat dikonversi menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi dalam satu siklus operasi. Aktiva lancar disajikan dalam neraca menurut urutan likuiditas. Lima pos penting dari aktiva lancar:
 
a. Kas (Cash), dilaporkan pada nilai ditetapkannya. Dimana kas dilaporkan ? tergantung diposisi dari kas. Suatu kas yang penggunaannya tidak dibatasi dilaporkan sebagai aktiva lancar, begitu juga kas yang penggunaannya dibatasi untuk membayar kewajiban yang segera jatuh tempo, Namun jika pembatasan tersebut terjadi karena akan digunakan selain pelunasan hutang lancar, maka tidak boleh dilaporkan sebagai aktiva lancar, tapi sebagai aktiva lain-lain.
 
b. Investasi Jangka Pendek (dalam sekuritas), dikelompokkan ke dalam tiga portofolio yang terpisah untuk tujuan penilaian dan pelaporan. Sekuritas yang dipegang-hingga jatuh tempo (held-to-maturity) dan sekuritas yang tersedia untuk dijual (available-for-sale) dapat diklasifikasikan sebagai aktiva lancar atau tidak lancar tergantung kondisinya, sedang semua sekuritas diperdagangkan (trading) apakah itu sekuritas hutang atau ekuitas diklasifikasikan sebagai aktiva lancar.
 
c. Piutang (Account Receivable), semua hal yang terkait dengan piutang seperti kerugian yang diantisipasi akibat piutang tidak tertagih, jumlah dan sifat dari piutang non dagang, serta setiap piutang yang didiskontokan atau digadaikan sebagai jaminan harus diidentifikasi dengan jelas.
 
d. Persediaan (inventory), untuk menyajikan persediaan secara tepat, dasar penilaian yaitu mana yang terendah antara biaya dan harga pasar, serta metode penetapan harga yaitu fifo, lifo atau linnya harus diungkapkan.
 
e. Beban Dibayar di Muka, yang termasuk dalam aktiva lancar adalah pengeluaran yang telah dilakukan untuk manfaat yang akan diterima dalam waktu satu tahun atau siklus operasi, tergantung mana yang lebih panjang.
 
- Aktiva tidak lancar
Aktiva tidak lancar adalah seluruh aktiva yang tidak diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Aktiva tidak lancar disajikan dalam kelompok yang berbeda-beda, seperti investasi jangka panjang, property, pabrik dan peralatan, aktiva tidak berwujud, dan aktiva lainnya.
 
a. Investasi Jangka Panjang. Investasi yang dimiliki untuk tujuan jangka panjang seperti untuk memperoleh penghasilan rutin laba, kendali atas kepemilikan perusahaan dikelompokkan dalam investasi. Sekuritas hutang atau ekuitas yang dibeli untuk tujuan investasi dan tidak untuk dijual dalam waktu satu tahun diklasifikasikan sebagai investasi jangka panjang.
 
b. Properti, Pabrik dan Peralatan (Property, Plant and Equipment / PPE), yang berwujud dan bersifat permanen (selain tanah) digunakan dalam operasi bisnis dimasukkan dalam kelompok Propert, Pabrik, dan Peralatan dan disajikan pada biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Jika nilai sekarang dari property berwujud lebih kecil dari biaya perolehan yang telah dikurangi akumulasi penyusutan, maka aktiva tersebut mengalami penurunan manfaat atau nilai (impairment).
 
c. Aktiva Tidak Berwujud (Intangible Asset), merupakan asset yang tidak memiliki substansi fisik dan biasanya mempunyai tingkat ketidakpastian terkait dengan manfaat masa depannya. Aktiva ini merupakan hak jangka panjang yang diperoleh perusahaan, digunakan dalam operasi perusahaan. Aktiva tidak berwujud meliputi goodwill, hak patent, hak cipta, waralaba (franchise), formula, merek dagang dan sebagainya.
 
d. Aktiva Lainnya (Other Assets) merupakan semua aktiva yang tidak dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok sebelumnya. Bentuk aktiva ini sangat bervariasi dalam praktek. Umumnya meliputi beban yang ditangguhkan seperti beban pajak yang ditangguhkan yang terjadi akibat perhitungan laba kena pajak melebihi laba yang dilaporkan pada periode tersebut, uang muka kepada anak perusahaan dan lain-lain.
 
- Kewajiban
Kewajiban Lancar (short term liabilities), atau kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang diharapkan akan dibayar dengan menggunakan aktiva lancar atau dengan menciptakan kewajiban jangka pendek lain. Secara umum, jika suatu kewajiban diharapkan dapat dibayar dalam waktu 12 bulan, maka diklasifikasikan sebagai hutang lancar. Hutang yang timbul dari kegiatan operasi normal walaupun tidak dibayar dalam waktu 12 bulan dapat diklasifikasikan sebagai lancar selama hutang tersebut akan dibayar dalam satu siklus operasi yang mungkin lebih dari 12 bulan. Selain hutang usaha dan pinjaman jangka pendek, kewajiban lancar juga terdiri dari beban-beban yang masih harus dibayar.
 
a. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban Jangka Panjang (Long Term Liabilities), merupakan kewajiban yang diperkirakan secara memadai tidak akan dilikuidasi dalam siklus operasi normal, melainkan akan dibayar diluar tanggal waktu tersebut. Kewajiban jangka panjang disajikan dalam beberapa kelompok seperti, hutang obligasi, wesel bayar, sebagian pajak penghasilan yang ditangguhkan, kewajiban pension dan lain-lain. Secara umum kewajiban jangka panjang terdiri dari tiga jenis yaitu :
 
1. Kewajiban yang berasal dari situasi pembiayaan khusus, seperti penerbitan obligasi, kewajiban leasing jangka panjang, dan wesel bayar jangka panjang.
2. Kewajiban yang berasal dari operasi normal perusahaan, seperti kewajiban pension, kewajiban pajak penghasilan yang ditangguhkan
3. Kewajiban yang tergantung pada terjadi tidaknya suatu kejadian di masa depan atau disebut kewajiban bersyarat (contingent liabilities) seperti kewajiban garansi.
 
- Ekuitas Pemilik
Kelompok ekuitas pemilik (owner’s equity/ekuitas pemegang saham adalah salah satu bagian yang paling sulit dibuat dan dipahami. Hal ini disebabkan oleh kerumitan dari perjanjian modal saham dan berbagai restiksi yang dikenakan atas ekuitas pemilik oleh undang-undangkorporasi Negara bagian, perjanjian kewajiban, dan dewan direksi. Bagian ekuitas pemilik biasanya dibagi kedalam tiga bagian, yaitu :
 
a. Modal Saham (Common Stock), Nilai pari atau ditetapkan atas saham yang diterbitkan.
b. Modal Disetor Tambahan (Additional Paid in Capital), Kelebihan jumlah yang dibayarkan diatas nilai pari atau ditetapkan.
c. Laba Ditahan (Retained Earning), Laba korporasi yang tidak didistribusikan.
 
2.4 Format Neraca
Neraca dapat disusun dalam bentuk yang berbeda. Bentuk neraca yang umum digunakan dalam praktik ialah:
 
· Bentuk Rekening T, Aktiva sebelah kiri dan Passiva sebelah kanan.
Urut- urutan Aktiva:
- Aktiva Lancar
- Investasi Jangka Panjang
- Aktiva tetap berwujud
- Aktiva tetap tidak berwujud
- Aktiva Lain – lain
Sedangkan Urutan Passiva dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
 
Utang
Utang lancar
Utang dagang
Utang wesel
Uang muka langganan
Utang biaya
Utang lancer lain-lain
Pendapatan diterima dimuka
Utang jangka panjang
Utang lain-lain
 
Modal
Modal saham beredar
Agio/Disagio saham
Modal penilaian kembali
Modal sumbangan
Modal lain – lain
 
Laba tidak dibagi
ü Belum ada tujuannya
ü Dicadangkan
 
· Bentuk Laporan, dimana aktiva, utang dan modal disusun dengan urutan kebawah. Sedangkan untuk perincian dilakukan sama seperti pada neraca bentuk T.
 
2.5 Informasi Tambahan yang dilaporkan
· Kontijensi (kejadian-kejadian material yang memiliki akibat tidak pasti)
Kontinjensi (contingency) didefinisikan sebagai suatu situasi yang melibatkan ketidakpastian menyangkut keuntungan (keuntungan kontinjensi) atau kerugian (kerugian kontinjensi) yang pada akhirnya akan menjadi pasti setelah satu kejadian di masa depan atau lebih terjadi atau tidak terjadi.
 
· Kebijakan akuntansi
adalah penjelasan mengenai metode penilaian yang digunakan atau asumsi dasar yang dibuat dalam kaitannya dengan penilaian persediaan, metode penyusutan, investasi dalam anak perusahaan, dan sebagainya.
 
· Situasi kontraktual
adalah penjelasan mengenai restriksi atau ketentuan tertentu yang menyertai aktiva tertentu, atau lebih mungkin,kewajiban.
 
· Nilai wajar
Pengungkapan nilai wajar, terutama untuk instrument keuangan.
 
2.6 Tekhnik Pengungkapan
Teknik – teknik pengungkapan utama dalam neraca adalah sebagai berikut:
 
ü Penjelasan dalam Tanda Kurung
Informasi tambahan seringkali disediakan dengan penjelasan dalam tanda kurung sesudah pos–pos yang bersangkutan.Cara ini memungkinkan perusahaan mengungkapkan informasi tambahan yang berhubungan dengan neraca yang menambah kejelasan dan kelengkapan. Cara ini lebih unggul daripada catatan karena menampilkan informasi tambahan dalam bagian muka laporan keuangan, sehingga kecil kemungkinannya untuk diabaikan.
 
ü Catatan
Catatan (notes) akan digunakan jika penjelasan tambahan tidak dapat ditampilkan secara bebas dalam tanda kurung. Catatan umumnya digunakan untuk mengungkapkan eksistensi dan jumlah setiap dividen saham preferen yang tertunggak, persyaratan atau kewajiban yang ditetapkan oleh komitmen pembelian, pengaruh dan instrumen keuangan khusus, kebijakan penyusutan, setiap perubahan aplikasi prinsip akuntansi, dan adanya kontinjensi.
 
ü Referensi Silang dan Pos–pos Kontra
Hubungan langsung antara aktiva dengan kewajiban “direferensi silang”dalam neraca. Akun kontra (contra account) adalah pos neraca yang mengurangi baik akun aktiva, kewajiban maupun ekuitas pemilik. Akun pembantu (adjunct account), di sisi lain, menaikkan baik akun aktiva, kewajiban, maupun ekuitas pemilik.
 
ü Skedul Pendukung
Seringkali suatu skedul yang terpisah diperlukan untuk menyajikan informasi yang lebih terinci mengenai aktiva atau kewajiban tertentu, karena neraca hanya menampilkan satu pos ikhtisar.
 
Daftar Pustaka
http://briaklau22.blogspot.com/2012/01/v-behaviorurldefaultvml-o.html
http://kodokebo.blogspot.com/2011/06/arus-kas.html
Baridwan Zaki,Intermediette Accounting:2008.Yogyakarta.

Sekian dari saya referensi makalah Neraca pada kesempatan kali ini. semoga membantu bagi anda yang sedang mengerjakan tugas sejenis dengan ini. Jika ingin menanyakan sesuatu, silakan berkomentar. dan jika ingin memperoleh Koleksi saya ini, silakan komentar juga dan nanti akan saya sediakan link downloadnya. Terima kasih
Share this article :

4 comments:

Jika ingin bergabung dengan Kerozzi , silakan klik tombol Follow This Kerozzi's Blog

Ads


supplier Jam tangan murah ziendi shop
 
Support : Google
Copyright © 2013. Kerozzi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger