Pendekatan Dasar Biaya – AKM 1 | Kerozzi

Pendekatan Dasar Biaya – AKM 1

Materi Pendekatan Dasar Biaya – AKM 1 yang akan Kerozzi bagikan meliputi sub bahasan diantaranya Klasifikasi dan Pengendalian Persediaan, Barang Fisik pada Persediaan, Biaya – biaya yang dimasukkan dalam Persediaan, Dasar Pemilihan Metode Persediaan. dan semua ini untuk kepentingan tugas kuliah sebagai bahan makalah kami.

Akuntansi Keuangan Menengah 1

Pendekatan Dasar Biaya


Akuntansi Menengah 1

Disusun Oleh:
Kelompok 2
1.    Nur Mazidah (122010300006)
2.    Eny puji R (122010300026)
3.    Agus (122010300050)
Universitas Muhammadiah Sidoarjo
Ekonomi Akuntansi 3SA

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLah SWT. Karena atas Limpahan Rahmat serta HidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Akuntansi Keuangan menengah I dengan baik. Dan tak Lupa sholawat ma’asSalam semoga tetap terlimpahkan pada junjungan kita Nabi Besar MUHAMMAD SAW, karena Beliaulah Suri tauladan bagi setiap langkah kita.
Makalah yang disusun ini berhasil menguraikan  tentang “ Pendekatan Dasar Biaya”. Hal ini bertujuan agar kita dapat memahami beberapa pengertian dalam materi tersebut .
Terselesaikannya makalah ini, tentu berkat bimbingan dari Bapak Heri selaku dosen pembimbing kami agar makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Kiranya makalah yang kami susun ini dapat membawa manfaat dan menunjang bagi proses pembelajaran khususnya pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I lainnya seperti tentang piutang usaha. Terlepas dari keyakinan kami akan kesempurnaan makalah ini, kami tetap menanti segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari rekan – rekan dan juga dosen pembimbing.
Sidoarjo , 26 November 2013
Penyusun
 

Daftar isi

Halaman judul        ………………………………………………………………………………………
Kata Pengantar        ……………………………………….……………….…………………………..
Daftar Isi        …………………………………………………………………………………….
BAB I : PENDAHULUAN   
1.1    Latar Belakang        …………………………………………………….…………………..
1.2    Tujuan            ………………………………………………………………………..
1.3    Rumusan Masalah    ………………………………………………………………………….
BAB II : PEMBAHASAN
2.1    Klasifikasi dan Pengendalian Persediaan        ……………………………………….
2.3    Barang Fisik pada Persediaan    …………………………………………………………………
2.4    Biaya – biaya yang dimasukkan dalam Persediaan    ………………….……
2.5    Dasar Pemilihan Metode Persediaan    …………………………………………………
BAB III: PENUTUP
3.1    Kesimpulan     ……………………………………………………………………………………….
Daftar Pustaka
 

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Dalam perusahaan, seperti halnya dengan kas dan investasi, persediaan merupakan pos yang cukup penting untuk dilaporkan. Hal ini karena persediaan merupakan aktiva yang dalam kondisi normal oleh perusahaan siap untuk dijual.
Dalam penggolongannya, Persediaan memiliki banyak jenis atau klasifikasi yang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan bagi kita untuk memahami lebih banyak mengenai persediaan.
1.2    Tujuan
1.    Untuk mengetahui Klasifikasi dan pengendalian persediaan
2.    Untuk mengetahui masalah dasar penilaian pengendalian
3.    Untuk mengetahui jenis barang fisik dalam persediaan
4.    Untuk mengetahui biaya – biaya yang dimasukkan pada persediaan   
5.    Untuk mengetahui dasar pemilihan metode persediaan
1.3    Rumusan Masalah
1.    Apa saja klasifikasi dan pengendalian pada persediaan?
2.    Apa masalah dasar dalam penilaian pengendalian?
3.    Apa saja barang – barang fisik yang dimasukkan pada persediaan?
4.    Biaya – biaya apa saja yang dimasukkan pada persediaan?
5.    Metode apa yang digunakan dalam persediaan?
 

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi dan Pengendaliaan Persediaan
Persediaan ialah pos yang tergolong sebagai aktiva yang dimiliki untuk dijual sebagai bentuk dari operasi bisnis perusahaan. Atau dengan kata lain, persediaan merupakan barang yang akan digunakan oleh perusahaan dalam memproduksi suatu barang yang akan dijual.

a.    Klasifikasi
Dalam klasifiksainya, pada perusahaan dagang laporan persediaan hanya memiliki 1 akun yaitu: persediaan barang dagang. Sedangkan untuk perusahaan manufaktur, setidaknya persediaan memiliki 3 akun yaitu:
    Persediaan barang baku yaitu merupakan biaya yang dibebankan ke barang maupun  bahan baku yang telah ada tapi belum dilaporkan sebagai persediaan bahan baku.
    Persediaan barang dalam proses yaitu merupakan biaya bahan baku yang produknya telah dibuat tapi belum selesai, ditambah biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead.
    Persediaan barang jadi yaitu merupakan biaya yang berkaitan dengan produk yang telah selesai tapi belum terjual pada akhir periode.

b.    Pengendalian
    Sebagai bentuk aktiva, persediaan memiliki manfaat ekonomi bagi perusahaan ( pendapatan dari penjualan ) maka biaya persediaan harus ditandingkan dengan pendapatan pada periode terjadinya penjualan. Bentuk system tersebut dibedakan menjadi 2 yaitu:

•    Sistem Perpetual
Pada system tersebut, catatan yang mengakibatkan perubahan pada persediaan dimasukkan dalam akun persediaan. Artinya semua pembelian maupun penjualan barang dicatat langsung pada akun persediaan dan bukan pada pembelian atau pendapatan. Berikut ialah karakter dari system perpetual :
1.    Pembelian barang dagang yang akan dijual atau pembelian bahan baku untuk proses produksi didebet pada persediaan dan bukan pada pembelian.
2.    Biaya transportasi masuk, retur pembelian maupun potongan harga pembelian dicatat dalam persediaan. Bukan pada akun terpisah.
3.    Harga pokok penjualan diakui pada setiap transaksi penjualan dengan mendebet Harga pokok penjualan serta mengkredit Persediaan.
4.    Persediaan merupakan akun yang digunakan sebagai pengendali yang didukung oleh buku besar pembantu yang berisi catatan persediaan Individual.
Pada system ini, menyediakan catatan yang berkelanjutan mengenai saldo dalam akun persediaan dan juga Harga pokok penjualan. Jika terdapat kelebihan atau kekurangan, umumnya merupakan salah saji pada harga pokok penjualan. Hal tersebut dapat dilaporkan pada pendapatan atau keuntungan lain – lain. Atau bisa juga pada kelompok beban atau kerugian lain-lain, tergantung pada saldo akhir.

•    Sistem Periodik
Pada system periodik, semua pembelian persediaan selama periode akuntansi dicatat dengan mendebet pada akun pembelian. Total akun pembelian pada akhir periode ditambahkan ke biaya persediaan di tangan pada awal periode untuk menentukan total biaya barang yang tersedia untuk dijual selama periode berjalan. Total biaya barang yang tersedia dijual dikurangi dengan persediaan akhir untuk menentukan harga pokok penjualan. Dalam sistem ini harga pokok penjualan adalah jumlah residu yang tergantung pada hasil perhitungan persediaan  akhir secara fisik.

2.2    Masalah Dasar Penilaian Persediaan
Biaya barang yang akan dijual merupakan penjumlahan dari Biaya barang yang ada di tangan pada awal periode dan Biaya barang yang dibeli atau diproduksi selama periode berjalan.  Sedangkan Harga pokok penjualan adalah perbedaan antara biaya barang yang tersedia untuk dijual selama periode berjalan dengan biaya yang ada di tangan pada akhir periode.
Karena berbagai sebab, manajemen sering kali terkendala dengan perencanaan maupun pengendalian persediaan. Jika pos- pos yang belum terjual telah tertumpuk pada persediaan , maka sangat dimungkinkan bagi perusahaan tersebut rugi. Oleh karena itu perusahaan harus memonitor benar tingkat persediaan untuk membatasi biaya akibat penumpukan persediaan.
2.3    Jenis Barang Fisik dalam persediaan
 
    Barang dalam Perjalanan
Yang dimaksud barang dalam perjalanan ialah  barang dagang yang dibeli masih berada dalam perjalanan belum diterima pembeli pada akhir periode fiskal. Hal ini dapat ditentukan dengan mengaplikasikan aturan perpindahan hak kepemilikan. Jika barang dikirim atas dasar:
a.    F.o.b shipping poin, hak kepemilikan pindah ke pembeli ketika penjual menyerahkan barang kepada perusahaan pengangkut, agen bagi pembeli.
b.    F.o.b destination. hak pemilikan belum berpindah sampai pembeli menerima barang dari perusahaan pengangkut.

    Barang Konsinyasi
Barang Konsinyasi ialah barang dagang yang dikirim ke pihak lain dan bertindak sebagai agen consignor dalam menjual barang konsinyasi. Consignee setuju untuk menerima barang tanpa kewajiba, kecuali menjaga dan melindunginya dari kehilangan atau kerusakan sampai barang terjual pada pihak ketiga.ketika consignee menjual barang, pendapatan dikurangi dengan komisi penjualan dan beban penjualan diserahkan kepada consignor.

    Perjanjian Penjualan Khusus
Perjanjian penjualan khusus diilustrasikan untuk mengidentifikasi jenis masalah yang dapat ditemukan dalam praktek penjualan, yaitu:
a.    penjualan dengan perjanjian beli kembali
b.    penjualan dengan retur yang tinggi
c.    penjualan cicilan

2.4    Biaya – biaya yang dimasukkan dalam persediaan
1.    Biaya produk
Adalah biaya yang melekat dengan persediaan yang dicatat dalam akun persediaan.  Biaya produksi berhubungan langsung dengan transfer barang ke lokasi bisnis pembeli dan pengubahan barang tersebut ke bentuk yang siap dijual.

2.    Biaya periode
Ialah biaya yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi barang. Oleh karena itu, tidak dianggap sebagai bagian dari persediaan. Contohnya ialah Beban penjualan dan administrasi.
Untuk Biaya bunga yang berhubungan dengan penyiapan persediaan agar siap dijual biasanya dibebankan pada saat dikeluarkan.  Biaya bunga tersebut merupakan biaya pembiayaan. FASB menetapkan bahwa biaya bunga yang berhubungan dengan aktiva yang dibuat untuk pemakaian internal atau aktiva yang diproduksi sebagai proyek khusus yang akan dijual atau dietalase harus di kapitalisasi. Sedangkan Biaya bunga yang terkait dengan persediaan yang diproduksi secara rutin atau diproduksi dalam kuantitas besar secara berulang-ulang, tidak boleh dikapitalisasi karena manfaatnya tidak sesuai dengan biayanya.

3.    Biaya manufaktur
Biaya overhead manufaktur meliputi beban tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, dan pos-pos seperti penyusutan, pajak, asuransi, pemanas dan listrik yang dibutuhkan dalam proses manufaktur.

4.    Variable costing vs absorption costing
Biaya variabel adalah biaya yang mengikuti perubahan. Menurut variable costing hanya biaya yang bervariasi secara langsung menurut volume produksi yang dibebankan ke produk karena variable costing sangat berguna bagi proses pengambilan keputusan manajemen, pengendalian biaya dan pembuatan anggaran, maka sistem ini digunakan secara luas untuk tujuan internal.
Sedangkan absorption costing semua biaya manufaktur, variabel ataupun tetap, langsung atau tidak langsung, yang dikeluarkan di pabrik atau dalam proses produksi  di masukan dalam biaya persediaan

5.    Perlakuan atas diskon pembelian
Perusahaan melaporkan pembelian dan hutang usaha pada jumlah kotor, pendekatan yang lain adalah mencatat pembelian dan hutang usaha pada jumlah bersih atau diskon tunai. Perlakuan ini dianggap lebih baik karena:
-    menyediakan pelaporan yang tepat menyangkut biaya aktiva dan kwajiban yang terkait
-    menyajikan kesempatan untuk mengukur inefisiensi manajemen jika diskon tidak di ambil.

2.5 Dasar Pemilihan Metode Persediaan
Metode persediaan  telah diciptakan untuk membantu menghitung laba bersih secara akurat.
    Metode penilaian persediaan-analisis ikhtisar
-    Identifikasi Khusus
Identifikasi khusus digunakan dengan cara mengidentifikasi setiap barang yang dijual dan setiap barang dalam pos persediaan.
-    Biaya Rata-Rata
Metode biaya-rata-rata menghitung harga pos-pos yang terdapat dalam persediaan atas dasar biaya rata-rata barang yang sama yang tersedia selama satu periode.
-    First-In, First-Out (FIFO)
Metode FIFO mengasumsikan bahwa barang-barang digunakan (dikeluarkan) sesuai urutan pembeliannya. Dengan kata lain, barang pertama kali datang, ialah batang yang lebih dulu digunakan.Hal ini berlaku bagi perusahaan manufaktur maupun perusahaan dagang. Oleh Karena itu, persediaan yang tersisa merupakan barang yang dibeli paling terakhir.
-    Last-In,Firt-Out(LIFO)
Metode LIFO menandingkan biaya dari barang-barang yang paling akhir dibeli terhadap pendapatan. Jika yang digunakan adalah persediaan periodik, maka akan diasumsikan bahwa biaya dari total kuantitas yang terjual atau dikeluarkan selama satu bulan berasal dari pembelian paling akhir. Pelonggaran aturan kesesuaian LIFO telah membuat banyak perusahaan telah memilih LIFO sebagai metode penilaian persediaan karena merasa kini dapat mengungkapkan angka laba FIFO dalam laporan keuangan jika diperlukan. Jika tingkat  persediaan tidak stabil maka likuidasi yang tidak diinginkan dalam lini produk tertentu bisa terjadi apabila perusahaan menggunakan LIFO
 

Bab 3

Penutup

3.1 Kesimpulan Pendekatan Dasar Biaya
    Persediaan merupakan akun yang penting bagi perusahaan. Karena dalam praktiknya diperlupakan system pengendalian persediaan yang bagus untuk menghindari kerugian karena  membengkaknya biaya akibat tertimbunnya banyak persediaan. 

Daftar Pustaka
http://kunangsenja.blogspot.com/2010/04/penilaian-persediaan-pendekatan-dasar.html
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Jika ingin bergabung dengan Kerozzi , silakan klik tombol Follow This Kerozzi's Blog

Ads


supplier Jam tangan murah ziendi shop
 
Support : Google
Copyright © 2013. Kerozzi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger