Aktiva Tetap Berwujud - Depresiasi Dan Deplesi | Kerozzi

Aktiva Tetap Berwujud - Depresiasi Dan Deplesi

Makalah dan Referensi Aktiva Tetap Berwujud - Depresiasi Dan Deplesi yang pembahasannya meliputi metode alokasi biaya, pengertian dan metode penyusutan, masalah penyusutan khusus.  dan saat ini Kerozzi akan membagikan tugas kelompok kami dalam pelajaran AKM 1 seperti halnya dengan materi pendekatan dasar biaya. sedikit banyak, berikut dibawah ini kutipannya.

Akuntansi Keuangan Menengah 1

Aktiva Tetap Berwujud

- Depresiasi Dan Deplesi -

Aktiva Tetap Berwujud - Depresiasi Dan Deplesi
Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Nur Mazidah (1220103000**)
2. Eny puji R (1220103000**)
3. Agus (1220103000**)
Universitas Muhammadiah Sidoarjo
Ekonomi Akuntansi 3SA
 
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLah SWT. Karena atas Limpahan Rahmat serta HidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Akuntansi Keuangan menengah I dengan baik. Dan tak Lupa sholawat ma’asSalam semoga tetap terlimpahkan pada junjungan kita Nabi Besar MUHAMMAD SAW, karena Beliaulah Suri tauladan bagi setiap langkah kita.
Makalah yang disusun ini berhasil menguraikan tentang “Aktiva Tetap Berwujud : Depresiasi Dan Deplesi”. Hal ini bertujuan agar kita dapat memahami beberapa pengertian dalam materi tersebut .
Terselesaikannya makalah ini, tentu berkat bimbingan dari Bapak Heri selaku dosen pembimbing kami agar makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Kiranya makalah yang kami susun ini dapat membawa manfaat dan menunjang bagi proses pembelajaran khususnya pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I. Terlepas dari keyakinan kami akan kesempurnaan makalah ini, kami tetap menanti segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari rekan – rekan dan juga dosen pembimbing.
Sidoarjo , 07 Januari 2014
Penyusun
 
Daftar isi
Halaman judul ……………………………………………………………………………………………………..
Kata Pengantar ……………………………………….……………….……………………………………………………….
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………………..
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………….……………………………………
1.2 Tujuan ………………………………………………………………………….………………
1.3 Rumusan Masalah ………………………………………………………………………………............
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Penyusutan : Metode Alokasi Biaya ……………….…………………………………………………….
2.2 Penyusutan ………………………………………………………………………………………………………………
2.3 Memilih Metode Penyusutan …………..……….………………………………………………………………
2.4 Masalah-masalah Penyusutan Khusus …………………………………………………………………………
2.5 Deplesi ……………………………………………………………………………………….……………….……
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………….……………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….………………………………………………………
 

BAB 1

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Penyusutan merupakan suatu metode dalam akuntansi untuk mengalokasikan harga pokok (cost) aktiva berwujud pada beban dengan cara yang sistematik dan rasional dalam periode-periode yang mengambil manfaat dari penggunaan aktiva tersebut. Oleh karena itu dalam system akuntansi diperlukan suatu cara tepat dalam penentuan penyusutan terhadap suatu aktiva.
 
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui metode alokasi biaya
2. Untuk mengetahui Pengertian penyusutan
3. Untuk dapat memilih metode penyusutan
4. Untuk mengetahui Masalah – masalah penyusutan khusus
5. Untuk mengetahui pengertian Deplesi
 
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa saja metode alokasi biaya?
2. Apa yang dimaksud dengan Penyusutan?
3. Bagaimana cara menentukan metode penyusutan?
4. Apa saja masalah dalam penyusutan khusus?
5. Apa yang dimaksud dengan Deplesi?
 

BAB 2

PEMBAHASAN

 
2.1 Penyusutan : Metode Alokasi Biaya
Keyso Weygandt dalam Herman Wibowo (1995:2) mendefinisikan penyusutan sebagai proses akuntansi untuk mengalokasikan harga pokok (cost) aktiva berwujud pada beban dengan cara yang sistematik dan rasional dalam periode-periode yang mengambil manfaat dari penggunaan aktiva tersebut. Menurut definisi ini nampaknya pendekatan alokasi biaya diantara tanggal penyusunan neraca digunakan karena pencocokan biaya dengan pendapatan harus dilakukan dan nilai pasar bersifat fluktuasi yang sulit diukur.
Comitte on terminology dari AICPA (1953) dalam Zaki Baridwan mendefinisikan akuntansi depresiasi adalah suatu sistem akuntansi yang bertujuan untuk membagikan harga perolehan atau nilai dasar lain dari aktiva tetap berwujud, dikurangi nilai sisa (jika ada) selama umur kegunaan unit yang ditaksir (mungkin berupa suatu kumpulan aktiva-aktiva) dalam suatu cara yang sistematis dan rasional. Ini merupakan proses alokasi bukan penilaian. Beban depresiasi untuk suatu tahun adalah sebagian dari jumlah total beban itu yang dengan sistem tersebut dialokasikan ke tahun yang bersangkutan
Dari 2 pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penyusutan adalah alokasi harga perolehan dan dapat kita bandingkan mana yang penyusutan dan mana yang bukan.
a. Penyusutan bukan proses penilaian. Perusahaan tidak mencatat penyusutan berdasarkan nilai pasar (jual) aktiva.
b. Penyusutan bukan berarti bahwa perusahaan menyisihkan kas untuk mengganti aktiva ketika sudah habis masa pakainya. Penyusutan tidak ada hubungannya dengan kas.
Perlu juga ditegaskan bahwa tidak semua aktiva tetap dapat disusutkan, aktiva yang dapat disusutkan adalah yang memenuhi kriteria :
1) Aktiva tersebut dapat digunakan lebih dari satu periode akuntansi.
2) Aktiva tersebut memiliki masa manfaat yang terbatas.
3) Aktiva yang dimiliki perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasok barang atau jasa, untuk disewakan, atau untuk tujuan administrasi.
 
2.2 Pertimbangan Perusahaan dalam Menentukan Penyusutan
Untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang yang melibatkan sumber-sumber alam, seperti batubara, pertambangan emas, pengeboran minyak dan sebagainya, istilah alokasi harga perolehan sering disebut dengan deplesi (depletion). Sedangkan untuk aktiva tetap tidak berwujud seperti hak merk, paten, goodwill alokasi harga perolehannya disebut dengan amortisasi yang akan dibahas pada bab berikutnya.
 
A. Faktor- faktor yang menentukan besarnya depresiasi
Untuk menghitung besarnya depresiasi setiap periode diperlukan beberapa hal :
1. Dasar atau metode yang digunakan untuk aktiva yang bersangkutan.
Dasar atau metode yang digunakan ini umumnya melihat jenis aktivanya, gedung umumnya digunakan metode garis lurus, mesin atau kendaraan umumnya digunakan metode jam jasa atau metode angka tahun.
2. Taksiran umur kegunaan aktiva
Taksiran ini perlu dipertimbangkan penyebab keausan fisik dan fungsional. Terkait dengan metode depresiasi yang digunakan maka taksiran umur dapat berupa lamanya dalam berapa tahun aktiva dapat digunakan dapat juga dengan taksiran hasil produksi (untuk mesin) kira-kira dapat untuk memproduksi berapa satuan sampai mesin itu aus. Untuk kendaraan taksiran dapat dengan satuan jam kerja, yaitu berapa kilometer kendaraan tersebut dapat digunakan sampai aus.
 
2.3 Memilih Metode Penyusutan
Metode penyusutan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Metode Aktivitas (Activity method)
Metode ini disebut juga pendekatan beban variabel atau pendekatan unit produksi, mengasumsikan bahwa penysutan adalah fungsi dari penggunaan atau produktivitas dan bukan dari berlalunya waktu. Umur aktiva ini dinyatakan dalam istilah keluaran yang disediakan (unit-unit yang diproduksi) atau masukan seperti jumlah jam kerja.
 
Beban penyusutan = (Biaya - Nilai sisa) x Jam tahun ini / Total estimasi jam
b. Metode Garis Lurus (Straight-line method)
Metode ini mempertimbangkan penyusutan sebagi fungsi dari waktu, bukan dari penggunaan
 
Beban penyusutan = ( Biaya - Nilai sisa ) / Estimasi umur pelayanan
c. Metode Beban Menurun (Decreasing charge method)
Metode ini menyediakan biaya penyusutan yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal dan beeban yang lebih rendah pada periode mendatang. Metode ini disebut juga metode penyusutan dipercepat (Accelerated depreciation method) karena metode ini membolehkan pembebanan yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal dibandingkan dengan metode garis lurus.
Secara umum metode beban menurun dibagi menjadi :
o Metode jumlah angka tahun (Sum of the years digits method)
Metode ini menghasilakan beban penyusutan yang menurun berdasarkan pecahan yang menurun dari biaya yang dapat disusutkan (biaya awal dikurangi niali sisa). Setiap pecahan menggunakan jumlah angka tahun sebagai penyebut dan jumlah tahun estimasi umur yang tersisa pada awal tahun sebagai pembilang.
 
Rumus untuk menghitung jumlah angka tahun :
(n : estimasi masa manfaat aktiva)
n(n+1) / 2
o Metode menurun ganda (double declining balance method)
Metode ini sering disebut dengan penyusutan yang dipercepat (accelerated depreciation method) yaitu jumlah penyusutan pada tahun-tahun awal besar dan pada tahun belakangan kecil. Teknik perhitungan metode ini adalah menghitung dengan cara garis lurus kemudian dikalikan beberapa kelipatan, misal kalau mesin ditaksir umur 5 tahun maka menurut garis lurus adalah 10% namun dengan metode ini misal dikalikan 2 menjadi 20%. Jika umur mesin 10 tahun maka menjadi 20%. Oleh karena itu metode ini disebut dengan metode saldo menurun berganda (Double Declining Balance=DDB).
o Metode tarif menurun (declining rate on cost method)
Metode ini menggunakan suatu tarif tertentu dikalikan dengan jumlah yang harus disusutkan, hanya saja tarifnya makin makin menurun misal tahun ke-1=20% kemudian tiap menurun 2% sehingga tarif penyusutan 20%, 18%, 16%, 14% dan seterusnya.
d. Metode penyusutan khusus
Metode penyusutan khusus dapat diterapkan dengan alasan bahwa aktiva memiliki karakteristik yang unik atau sifat industrinya yang berbeda yang mana harus menggunakan metode penyusutan khusus. Metode ini dapat digolongkan ke dalam lima kelompok yaitu :
o Metode persediaan
Metode persediaan ini diterapkan untuk aktiva berwujud yang kecil-kecil seperti misalnya alat-alat pabrik (tools). Beban penyusutan akan dihitung seperti menghitung harga pokok penjualan pada persediaan barang dagangan. Keyso (1995:10) menjelaskan persediaan perkakas (tools) dapat diambil awal atau akhir tahun, nilai pada awal tahun ditambah harga pokok perkakas yang diperoleh untuk tahun itu dikurangi dengan nilai persediaan akan memberikan jumlah beban penyusutan untuk tahun itu. Metode ini memang praktis tetapi tidak ”sistematik dan rasional”, karena hampir mirip dengan pembebanan biaya pemeliharaan aktiva hanya menyediakan alat-alat sendiri tidak melalui bengkel di luar.
o Metode penarikan dan penggantian (retirement and replacement method)
Metode penarikan dan penggantian ini menggunakan asumsi bahwa kemungkinan bahwa penarikan atau penggantian berlangsung adalah sudah pasti, sebaliknya penyusutan hanyalah suatu fungsi bila penarikan atau penggantian terjadi. Perbedaan dari istilah penarikan dan penggantian adalah : metode penarikan (retirement) membebankan harga pokok yang ditarik (dikurangi nilai sisa) ke beban penyusutan sedangkan metode penggantian membebankan harga pokok unit yang dibeli dikurangi nilai sisa dari unit yang digantikan ke beban penyusutan.
o Metode kelompok dan gabungan
Pada perusahaan tentu memiliki beberapa aktiva yang sejenis, aktiva ini dapat dikelompokkan ke dalam aktiva yang mempunyai umur dan fungsi yang berbeda, maka aktiva ini bisa dibagi-bagi (dikelompokkan) sesuai dengan fungsinya. Namun juga dapat dikelompokkan berdasar aktiva yang tidak sama dan mempunyai umur yang berbeda, ini dinamakan metode gabungan (composite method). Perbedaan antara metode kelompok dan gabungan adalah : metode kelompok (group method) mengacu pada kumpulan aktiva-aktiva yang bersifat sama dan digunakan untuk aktiva yang bersifat homogen dan mempunyai umur kegunaan yang kurang lebih sama. Sedangkan metode gabungan (composite method) mengacu pada kumpulan aktiva yang bersifat tidak sama dan digunakan untuk aktiva yang bersifat heterogen dan mempunyai umur yang berbeda.
o Metode bunga majemuk
Metode ini umumnya digunakan pada industri pelayanan umum dan jarang digunakan pada industri-industri lain karena ”tidak rasional”. Sesuai dengan namanya metode bunga majemuk (compound interest method) adalah mirip dengan metode anuitas yaitu metode beban meningkat yang menghasilkan beban penyusutan yang lebih rendah pada tahun-tahun awal dan beban penyusutan yang lebih tinggi pada tahun-tahun belakangan. Hal inilah yang dikatakan tidak rasional oleh karena itu jarang digunakan.
Banyak yang percaya bahwa metode yang paling baik menandingkan pendapatan dengan beban harus digunakan. Karena sulit untuk mempertahankan satu pendekatan sebagai lebih berguna dari lainnya atas dasar konseptual, maka pemilihan metode penyusutan seringkali didasarkan atas pertimbangan praktis. Banyak perusahaan menggunakan metode garis lurus untuk tujuan pembukuan dan menerapkan metode penyusutan dipercepat untuk tujuan pajak
 
2.4 Masalah - masalah Penyusutan Khusus
1. Penyusutan dan Periode Parsial atau Sebagian.
Dalam menghitung beban penyusutan untuk periode parsial, perlu ditentukan beban penyusutan untuk satu tahun penuh dan kemudian merata-ratakan beban penyusutan tersebut diantara dua periode yang terlibat. Proses ini harus terus berlangsung selama masa manfaat aktiva.
2. Penyusutan dan Penggantian Aktiva Tetap.
Penyusutan sama dengan beban lain yang mengurangi laba bersih. Perbedaannya adalah penyusutan tidak melibatkan arus kas keluar periode berjalan. Dana untuk penggantian aktiva berasal dari pendapatan (yang dihasilkan melalui penggunaan aktiva), tanpa pendapatan tidak ada laba yang diwujudkan dan tidak ada arus kas masuk yang dihasilkan.
3. Revisi Tarif Penyusutan.
Ketika aktiva tetap dibeli, tarif penyusutan ditentukan dengan hati-hati berdasarkan pengalaman masa lalu dengan aktiva sejenis dan informasi lainnya yang berkaitan. Akan tetapi provisi untuk penyusutan hanya merupakan estimasi dan mungkin perlu untuk merevisinya selama umur aktiva. Perubahan estimasi harus ditangani dalam periode berjalan dan periode mendatang. Tidak ada perubahan yang harus dibuat atas haasil-hasil yang dilaporkan sebelumnya. Saldo awal tidak disesuaikan dan tidak ada upaya untuk mengejar periode sebelumnya.
 
2.5 Deplesi
Istilah Deplesi sering digunakan untuk akuntansi sumber daya alam, karena sumber daya alam juga termasuk aktiva tetap. Seperti halnya aktiva tetap lainnya sumber daya alam setelah dieksploitasi kemudian diolah terus menerus maka lama kelamaan sumber daya alam akan habis. Oleh karena itu perlu ada pembebanan biaya yang mirip dengan persediaan. Hongren Harison (2007: 501) mendefinisikan beban deplesi adalah bagian dari biaya sumber daya alam yang digunakan selama periode tertentu. Contoh sumber daya alam yang dimaksud adalah tambang emas, bijih besi, minyak, gas alam. Hasil eksploitasi sumber daya alam tersebut kemudian diolah maka akan menjadi persediaan barang yang dapat dijual. Dengan demikian deplesi ini ada kemiripan dengan persediaan, depresiasi.
Zaki Baridwan (2007: 321) menyatakan beberapa perbedaan depresiasi dan deplesi sebagai berikut :
i. Deplesi merupakan pengakuan terhadap pengurangan kuantitatif yang terjadi dalam sumber-sumber alam, sedangkan depresiasi merupakan pengakuan terhadap pengurangan service (manfaat ekonomi) yang terjadi dalam aktiva tetap.
ii. Deplesi digunakan untuk aktiva tetap yang tidak dapat diganti langsung dengan aktiva yang sama jika sudah habis, sedangkan depresiasi digunakan untuk aktiva tetap yang pada umumnya dapat diganti jika sudah habis.
iii. Deplesi adalah pengakuan terhadap perubahan langsung dari suatu sumber alam menjadi barang yang dapat dijual, sedangkan depresiasi adalah alokasi harga perolehan ke pendapatan periode yang bersangkutan untuk suatu service yang dihasilkan (kecuali dalam perusahaan di mana depresiasi dihitung berdasar hasil produksi.)
 
METODE PERHITUNGAN DEPLESI
Seperti halnya depresiasi dalam menghitung besarnya deplesi perlu memperhatikan faktor-faktor : harga perolehan aktiva, taksiran nilai sisa jika sumber alam sudah selesai di eksploitasi dan taksiran hasil yang secara ekonomis dapat di eksploitasi. Rumus yang digunakan hampir sama dengan depresiasi metode aktivitas yaitu metode hasil produksi.
Beban deplesi = jumlah unit yang dihasilkan
 
hxxp://emiatiby.wordpress.com/2013/06/23/aktiva-tetap-berwujud/
hxxp://pedomankuliah.blogspot.com/2012/03/contoh-tugas-akuntansi-keuangan.html
hxxp://resum.wordpress.com/2011/01/16/penyusutan-penurunan-dan-deplesi/
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Jika ingin bergabung dengan Kerozzi , silakan klik tombol Follow This Kerozzi's Blog

Ads


supplier Jam tangan murah ziendi shop
 
Support : Google
Copyright © 2013. Kerozzi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger