Akuntansi Keuangan Menengah 1
Piutang Usaha
Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Nur Mazidah (122010300006)
Universitas Muhammadiah Sidoarjo
Ekonomi Akuntansi 3SA
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat ALLah SWT. Karena atas Limpahan Rahmat serta HidayahNya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Akuntansi Keuangan menengah I dengan baik. Dan tak Lupa sholawat
ma’asSalam semoga tetap terlimpahkan pada junjungan kita Nabi Besar MUHAMMAD
SAW, karena Beliaulah Suri tauladan bagi setiap langkah kita.
Makalah
yang disusun ini berhasil menguraikan
tentang “ Piutang usaha”. Hal
ini bertujuan agar kita dapat memahami beberapa pengertian dalam materi
tersebut .
Terselesaikannya
makalah ini, tentu berkat bimbingan dari Bapak Heri selaku dosen pembimbing kami
agar makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Kiranya
makalah yang kami susun ini dapat membawa manfaat dan menunjang bagi
proses pembelajaran khususnya pada mata
kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I. Terlepas dari keyakinan kami akan
kesempurnaan makalah ini, kami tetap menanti segala kritik dan saran yang
bersifat membangun dari rekan – rekan dan juga dosen pembimbing.
Sidoarjo
, 05 November 2013
Penyusun
Daftar isi
Halaman judul ……………………………………………………………………………………………………..
Kata Pengantar ……………………………………….……………….……………………………………………………….
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………………..
BAB I : PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang …………………………………………………….…………………………………
1.2
Tujuan ………………………………………………………………………….………………
1.3
Rumusan Masalah ………………………………………………………………………………...........
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengakuan
Piutang Usaha…………………………………………….…………………………………………
2.2 Penilaian
Piutang Usaha ……………………………………………………………………………………………
2.3 Pengakuan Wesel
tagih ………………………………………………………………………………………………………..
2.4 Penilaian Wesel
Tagih ………………………………………………………………………………..
2.5 Disposisi
Piutang Usaha dan Wesel Tagih …………………………………………………….……….
2.6 Penyajian dan
Analisis Piutang …………………………………………………………………………………
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam perusahaan, seperti halnya dengan kas
dan investasi, Piutang juga merupakan akun yang tergolong penting. Karena
piutang berkaitan langsung dengan pendapatan atau hasil yang diperoleh atas
produk ataupun jasa yang dihasilkan.
Berikut ialah definisi piutang menurut para
ahli:
Menurut
Zaki Baridwan (1992:124) pengertian
piutang sebagai akibat dari usaha normal perusahaan tersebut piutang dagang
atau dengan kata lain bahwa piutang dagang menunjukkan piutang yang timbul dari
penjualan barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan.
Sedangkan
menurut Harngren dan Harison (1997:42)
mengemukakan bahwa
“Piutang adalah Suatu aktiva yang timbul karena perusahaan menjual barangnya atau memberikan jasanya kepada para pelanggan dan menerima janji bahwa pelanggan akan memberikan sejumlah uang kepada perusahaan pada suatu waktu dimasa yang akan datang”.
Dari penjelasan tersebut, piutang merupakan tagihan yang akan timbul atas penyerahan barang atau jasa saat ini yang dilakukan oleh perusahaan kepada pelanggan yang akan dilunasi dengan uang dimasa datang.
“Piutang adalah Suatu aktiva yang timbul karena perusahaan menjual barangnya atau memberikan jasanya kepada para pelanggan dan menerima janji bahwa pelanggan akan memberikan sejumlah uang kepada perusahaan pada suatu waktu dimasa yang akan datang”.
Dari penjelasan tersebut, piutang merupakan tagihan yang akan timbul atas penyerahan barang atau jasa saat ini yang dilakukan oleh perusahaan kepada pelanggan yang akan dilunasi dengan uang dimasa datang.
Namun Secara umum piutang dapat diartikan
sebagai hak atas uang, barang dan jasa kepada orang lain. Pada umumnya
piutang dapat terjadi karena adanya penjualan yang dilakukan secara Kredit.
Namun begitu, piutang juga bisa saja terjadi bukan hanya karena penjualan
misalnya piutang karyawan. Unsur terpenting timbulnya piutang yaitu karena
adanya 1 pihak yang berutang kepada pihak lain atas jasa maupun produk yang
dihasilkan, atau karena pinjaman dalam bentuk kas yang diberikan oleh pihak
tersebut. Pihak yang memiliki piutang akan berhak menerima kas dimasa yang akan
datang. Mengingat pentingnya pengetahuan terhadap hal tersebut, maka kita perlu
mempelajari lebih lanjut mengenai piutang.
1.2 Tujuan
1.
Untuk mengetahui bagaimana piutang diakui.
2.
Untuk mengetahui bagaimana penilaian terhadap piutang
usaha
3.
Untuk mengetahui bagaimana Wesel tagih diakui.
4.
Untuk mengetahui bagaimana penilaian terhadap wesel
tagih.
5.
Untuk mengetahui Diposisi pitang usaha dan wesel tagih
6.
Untuk mengetahui penyajian dan analisis piutang
1.3 Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud Pengertian Kas?
2.
Apa yang dimaksud dengan Manajemen dan Pengendalian Kas?
3.
Bagaimana bentuk dari Pelaporan Kas?
4.
Apa saja Pos-pos yang berhubungan dengan Kas ?
5.
Apa yang
dimaksud dengan Investasi Jangka Pendek ?
6.
Apa yang dimaksud dengan Perolehan?
7.
Apa yang dimaksud dengan Disposisi atau
Penjualan Sekuritas?
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengakuan piutang
Usaha
Piutang
dicatat bersamaan dengan pencatatan pendapatan yang diperoleh oleh suatu perusahaan.
Misalnya PT Chandra merupakan perusahaan dagang yang menjual barang elektronik.
Pada tanggal 26 Oktober 2013 ia menjual 10 buah televisi SAMSUNG 21” @ Rp. 25.000.000,-
yang berharga pokok Rp. 21.000.000 kepada UD Gemerlap, dengan syarat 2/10,n/30.
empat hari setelah barang dikirimkan, UD Gemerlap mengembalikan sebuah televisi
tersebut karena rusak. Sedangkan UD Gemerlap melunasi utangnya kepada PT Chandra
pada tanggal 04 November. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi di atas yang
harus dibuat oleh PT. Chandra adalah:
Tanggal 2013
|
Keterangan
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
26 Oktober
|
Piutang usaha UD Gemerlap
|
Rp. 25.000.000
|
||
Penjualan
|
Rp. 25.000.000
|
|||
Harga Pokok Penjualan
|
Rp 20.000.000
|
|||
Persediaan TV
SAMSUNG
|
Rp. 20.000.000
|
|||
30 Oktober
|
Retur penjualan
|
Rp 2.500.000
|
||
Piutang Usaha UD
Gemerlap
|
Rp 2.500.000
|
|||
Harga pokok penjualan
|
Rp. 2.000.000
|
|||
Persediaan TV
Samsung 21”
|
Rp. 2. 000.000
|
|||
04 November
|
Kas
|
Rp.22.050.000
|
||
Potongan tunai penjualan
|
Rp. 450.000
|
|||
Piutang
Usaha UD Gemerlap
|
Rp. 22.500.000
|
2.2 Penilaian Piutang usaha
Dalam Neraca, Piutang akan dicantumkan
sebesar jumlah piutang yang akan dapat direalisasikan yaitu jumlah yang
diharapkan dapat ditagih. Jumlah yang diharapkan dapat ditagih dapat dihitung
dengan mengurangi jumlah piutang dengan taksiran piutang yang tidak dapat
ditagih. Misalnya PT Alam pada tanggal 05 November mempunyai saldo piutang
usaha Rp. 100.000.000,-. Dari jumlah tersebut diperkirakan tidak dapat tertagih
sebesar Rp. 15.000.000,- dikarenakan kondisi pelanggannya mengalami
kebangkrutan. Jadi jumlah yang diharapkan dapat diterima adalah Rp. 85.000.000
(Rp. 100.000.000,- dikurangi Rp. 15.000.000,-).
Jumlah piutang yang tidak dapat tertagih diakui sebagai
kerugian piutang. Kerugian piutang ini dilaporkan dalam laporan laba rugi
periode berjalan sebagai beban lain-lain. Besarnya kerugian piutang dapat
ditentukan dengan menggunakan metode penghapusan langsung atau metode
cadangan.
1. Metode penghapusan langsung
Jumlah kerugian piutang atau piutang yang dihapuskan dapat diakui dan dilaporkan jika terdapat bukti yang meyakinkan bahwa pelanggan benar-benar tidak dapat melunasinya. Sehingga jumlah piutang yang dilaporkan dalam neraca adalah sebesar nilai bruto bukan nilai yang diharapkan dapat diterima.
Contoh, misalnya PT Alam pada tanggal 05 November menerima memo berupa copy surat keputusan dari
pengadilan bahwa pelanggan tersebut dinyatakan pailit, maka pada tanggal
tersebut PT Alam akan menghapus piutangnya senilai Rp. 15.000.000,-. Ayat
jurnal untuk mencatat kerugian piutang pada tanggal 05 November 2013 adalah:
2. Metode Cadangan
Jika menggunakan metode cadangan, perusahaan setiap akhir tahun harus menentukan berapa taksiran besarnya piutang tak tertagih yang akan diakui dan dilaporkan sebagai kerugian piutang pada periode berjalan. Sehingga jumlah piutang yang dilaporkan dalam neraca adalah sebesar jumlah yang diharapkan dapat diterima.
Ada dua dasar untuk menentukan jumlah kerugian piutang sebagaimana dalam ilustrasi 4.1
a.
Jumlah penjualan
Kerugian piutang ditentukan dengan cara mengalikan persentase tertentu dengan jumlah penjualan yang diakui pada periode tersebut khususnya penjualan kredit. Dasar ini digunakan karena yang menimbulkan piutang adalah penjualan kredit. Tetapi jika sulit memisahkan berapa jumlah penjualan tunai dan berapa jumlah penjualan kredit maka yang digunakan adalah jumlah penjualan keseluruhan periode tersebut.
Kerugian piutang ditentukan dengan cara mengalikan persentase tertentu dengan jumlah penjualan yang diakui pada periode tersebut khususnya penjualan kredit. Dasar ini digunakan karena yang menimbulkan piutang adalah penjualan kredit. Tetapi jika sulit memisahkan berapa jumlah penjualan tunai dan berapa jumlah penjualan kredit maka yang digunakan adalah jumlah penjualan keseluruhan periode tersebut.
Contoh, misalnya penjualan yang diperoleh oleh PT Jaya Makmur pada tahun 2012 adalah Rp. 300.000.000,- seperempat dari penjualan tersebut adalah penjualan tunai. Perusahaan menetapkan bahwa persentase piutang tak tertagih pada tahun 2012 adalah 10%. Maka besarnya kerugian piutang dihitung sebagai berikut:
Penjualan
tahun 2012 Rp. 300 juta
Penjualan
tunai tahun 2012 (1/4 x 300 )
Rp. 75 juta
Penjualan
kredit tahun 2012 Rp. 225 juta
Piutang
tak tertagih: 10% x Rp. 225 juta Rp. 22,5 juta
Ayat
jurnal untuk mencatat besarnya kerugian piutang pada tanggal 31 Desember 2012
adalah :
1. Jika pada periode tersebut baru menerapkan metode cadangan, maka jurnalnya sebagai berikut:
1. Jika pada periode tersebut baru menerapkan metode cadangan, maka jurnalnya sebagai berikut:
2.
Jika perusahaan telah menggunakan metode cadangan dan misalkan saldo cadangan
kerugian piutang pada periode tersebut masih sebesar Rp. 5 juta
3.
Jika Terdapat bukti yang jelas bahwa pelanggan benar benar tidak dapat melunasi
piutangnya . Misalkan pada tanggal 5 Januari 2013 terdapat bukti surat
keputusan pengadilan menyatakan bahwa salah satu pelanggan dinyatakan pailit
yang berpiutang sebesar Rp. 10.000.000,- , sehingga piutangnya benar benar
tidak dapat ditagih dan harus dihapuskan maka ayat jurnal untuk mencatat
kejadian ini adalah:
b.
Saldo Piutang
Perhitungan kerugian piutang atas dasar saldo piutang akhir periode dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:
1. jumlah cadangan dinaikkan sampai persentase tertentu dari saldo piutang
2. cadangan ditambah persentase tertentu dari saldo piutang
3. jumlah cadangan dinaikkan sampai jumlah yang dihitung dengan menganalisis umur piutang
Perhitungan kerugian piutang atas dasar saldo piutang akhir periode dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:
1. jumlah cadangan dinaikkan sampai persentase tertentu dari saldo piutang
2. cadangan ditambah persentase tertentu dari saldo piutang
3. jumlah cadangan dinaikkan sampai jumlah yang dihitung dengan menganalisis umur piutang
Untuk
memberikan ilustrasi penggunaan ketiga metode di atas, misalnya PT Alam per 31 Desember 2012 mempunyai saldo piutang
sebesar Rp. 15.602.900,- dengan rincian sebagaimana tertera di dalam tabel
daftar saldo piutang dibawah ini. Sedangkan saldo cadangan kerugian piutang
sebesar Rp. 250.000,-. Untuk tahun 2012 perusahaan menetapkan persentase
kerugian piutang sebesar 2% dari saldo piutang.
Dari
data di atas perhitungan besarnya kerugian piutang dan pencatatannya dilakukan
sebagai berikut:
1) Jumlah cadangan dinaikkan sampai persentase tertentu dari saldo piutang.
Besarnya
kerugian piutang adalah persentase kerugian dikalikan saldo piutang yaitu 2% x
Rp. 15.602.900 = Rp. 312.058,-. Karena saldo cadangan kerugian piutang masih
sebesar Rp. 250.000 maka jumlah kerugian piutang tahun tersebut yang
ditambahkan ke akun cadangan kerugian piutang adalah Rp. 312.058 – Rp. 250.000
= Rp. 62.058. Sedangkan ayat jurnal untuk mencatat kerugian piutang dan
cadangan kerugian piutang pada tanggal 31 Desember 2006 adalah:
2)
Cadangan ditambah persentase tertentu dari saldo piutang
Jumlah
kerugian piutang yang diakui pada tanggal 31 Desember 2012 adalah hasil kali
persentase kerugian dengan saldo piutang ditambah dengan saldo cadangan
kerugian piutang yang masih ada pada tanggal tersebut. Perhitungannya adalah
sebagai berikut:
Persentase kerugian dikalikan saldo piutang
(2% x Rp. 15.602.900 ) Rp. 312.058
Ditambah
Saldo cadangan kerugian piutang yang ada Rp. 250.000
Jumlah kerugian piutang Rp. 562.058
Sedangkan ayat jurnal untuk mencatat kerugian piutang dan cadangan kerugian piutang pada tanggal 31 Desember 2012 adalah:
Dengan
ayat jurnal di atas maka saldo cadangan kerugian piutang pada tanggal 31
Desember menjadi Rp. 562.058,-.
2.3 Pengakuan Wesel tagih
Pengertian
piutang wesel adalah piutang atau tagihan yang timbul dari penjualan barang
atau jasa secara tertulis, disertai dengan janji tertulis .
Berikut ialah definisi atau
pengertian terhadap piutang wesel:
-
Piutang
wesel mempunyai kekuatan hukum yang lebih mengikat karena disertai janji
tertulis berupa surat wesel. Surat wesel
dan surat promes adalah istilah untuk perjanjian tertulis dalam jual beli
barang atau jasa secara kredit.
-
Surat wesel adalah surat perintah yang dibuat
oleh kreditur yang ditujukan kepada debitur untuk membayar sejumlah uang
tertentu pada tanggal tertentu sebagaimana disebutkan dalam surat wesel
tersebut.
-
Pembuat surat wesel = Penarik wesel akan
menerima sejumlah uang yang disebutkan dalam surat wesel tersebut dari debitur
( pihak yang tertarik wesel ) pada tanggal yang telah ditentukan dalam surat
wesel tersebut ( tanggal jatuh tempo wesel . Jika penarik wesel membutuhkan
uang sebelum tanggal jatuh tempo maka surat wesel tadi dapat dipindah tangankan
( dijual = didiskontokan ) kepada pihak lain / bank , asal saja surat wesel
tersebut sudah ditandatangani oleh pihak tertarik ( debitur ). Penandatananan /
persetujuan dari debitur terhadap surat wesel yang bersangkutan disebut =
AKSEPTASI
-
Surat promes = surat kesanggupan untuk membayar
sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu sebagaimana disebutkan dalam surat
promes tersebut.
Jenis piutang wesel :
1. Piutang wesel tidak berbunga = piutang wesel yang tidak membebani bunga kepada pihak debitur, pada tanggal jatuh tempo jumlah uang yang diterima oleh pemegang wesel adalah sebesar nilai nominal ( nilai yang dinyatakan dalam surat wesel )
2. piutang wesel berbunga = jumlah uang yang diterima oleh pemegang wesel / promes pada tanggal jatuh tempo adalah sebesar nilai nominal ditambah dengan bunga . Bunga piutang wesel biasanya dinyatakan dalam prosentase ( % ) dari nilai nominal piutang wesel.
Jenis piutang wesel :
1. Piutang wesel tidak berbunga = piutang wesel yang tidak membebani bunga kepada pihak debitur, pada tanggal jatuh tempo jumlah uang yang diterima oleh pemegang wesel adalah sebesar nilai nominal ( nilai yang dinyatakan dalam surat wesel )
2. piutang wesel berbunga = jumlah uang yang diterima oleh pemegang wesel / promes pada tanggal jatuh tempo adalah sebesar nilai nominal ditambah dengan bunga . Bunga piutang wesel biasanya dinyatakan dalam prosentase ( % ) dari nilai nominal piutang wesel.
2.4 Penilaian wesel Tagih
Wesel Tagih dibedakan menjadi 2 yaitu Jangka Pendek
dan jangka Panjang. Pada wesel tagih Jangka pendek dicatat dan dilaporkan pada
nilai bersih yang dapat direalisasi, yaitu pada jumlah nominalnya dikurangi
semua penyisihan yang diperlukan. Perkiraan penyisihan wesel tagih yang utama
adalah Penyisihan untuk Piutang Yang Diragukan. Perhitungan dari estimasi yang
terlibat dalam penilaian wesel tagih jangka pendek dan dalam mencatat beban
piutang tak tertagih dan penyisihan yang berkaitan persis sama dengan piutang
usaha. Baik sebagai persentase atas pendapatan penjualan atau suatu analisis
piutang dapat digunakan untuk mengestimasi jumlah piutang yang tak tertagih. Sedangkan
untuk Wesel tagih jangka panjang menimbulkan masalah estimasi tambahan.
2.5 Disposisi piutang Usaha dan wesel tagih
Dalam rangka mempercepat penerimaan kas dan piutang,pemilik
dapat mentransfer piutang usaha atau wesel tagih kepada perusahaan lainnya
secara tunai.
Alasan
transfer ini dimaksudkan untuk alasan kompetitif, penyediaan pembiayaan
penjualan kepada pelanggan bisa dikatakan wajib dalam banyak industri. Dalam
penjualan barang yang tahan lama, seperti mobil,truk dan peralatan indutri dan
pertanian, computer dan peralatan rumah tangga, sebagian besar penjualan
berdasarkan kontrak angsuran. Banya dalam industry ini perusahaan telah
menciptaan anak perusahaan yang dimiliki secara penuh, berspesialisasi dalam
pembiayaan piutang.
Pemilik
hutang (holder) mungkin menjual piutang karna memerlukan kas dan akses ke
kredit normal tidak tersedia tau sangat mahal. Selain itu, sebuah perusahaan
juga mungkin menjual piutang, bukan meminjam, untuk menghindari pelanggaran
terhadap kesepakatan peminjaman yang sudah ada.
Selanjutnya yaitu disposisi Wesel tagih. Wesel biasanya
ditahan sampai jatuh tempo yang pada
saat itu nilai nominal ditambah dengan setiap bunga yang akan diterima ditagih
dan wesel dihapuskan dari perkiraan. Namun seringkali pemegang wesel
mempercepat konversi menjadi uang kas dengan mentransfer piutang ke pihak lain.
Transfer seperti itu dikenal dengan “ Pendiskontoan Wesel Sebelum Jatuh Tempo”.
Ketika wesel ditransfer, pembeli wesel menggunakan konsep nilai sekarang tradisional untuk menentukan jumlah yang dibayarkan. Pembayaran didasarkan pada nilai sekarang dari nilai nominal ditambah dengan nilai sekarang dari pembayaran bunga yang didiskontokan pada tingkat yang ingin dihasilkan oleh pembeli.
Langkah – Langkah Dalam Akuntansi Pendiskontoan Wesel Tagih :
Ketika wesel ditransfer, pembeli wesel menggunakan konsep nilai sekarang tradisional untuk menentukan jumlah yang dibayarkan. Pembayaran didasarkan pada nilai sekarang dari nilai nominal ditambah dengan nilai sekarang dari pembayaran bunga yang didiskontokan pada tingkat yang ingin dihasilkan oleh pembeli.
Langkah – Langkah Dalam Akuntansi Pendiskontoan Wesel Tagih :
-
Hitung nilai jatuh tempo dari wesel (nilai
nominal ditambah bunga sampai jatuh tempo).
-
Hitung
diskonto (tingkat diskonto bank dikalikan nilai jatuh tempo dikalikan jangka
waktu sampai jatuh tempo).
-
Hitunglah hasil-hasil (nilai jatuh tempo dikurangi
diskonto bank).
-
Hitunglah nilai buku tercatat dari wesel
tersebut (nilai nominal ditambah bunga yang akan diterima sampai tanggal
pendiskontoan).
-
Hitunglah
keuntungan atau kerugian, jika merupakan penjualan, atau pendapatan atau beban
bunga. Jika merupakan peminjaman (hasil dikurangi nilai buku tercatat).
-
Catatlah ayat jurnal.
2.6 Penyajian dan analisis Piutang
Piutang dalam penyajian laporan keuangan harus dibedakan menjadi:
- Piutang dagang (trade receivables)
- Piutang bukan dagang (non-trade receivables)
Piutang dagang timbul dari siklus normal bisnis, umunya dari
hasil penjualan produk kepada pembeli. Piutang bukan dagang adalah segala
piutang yang timbul di luar transaksi penjualan atau transaksi bisnis
perusahaan.
Piutang non-dagang dipisahkan penyajiannya untuk memberikan
informasi yang lebih lengkap karena piutang ini muncul bukan dari kegiatan inti
perusahaan. Oleh karena itu, dalam menganalisis kinerja perusahaan hanya
dipakai angka piutang dagang. Yang termasuk piutang non-dagang adalah pinjaman
yang diberikan kepada karyawan perusahaan, penjualan aktiva yang tidak dibayar
tunai, penjualan harta lain perusahaan, dan lainnya.
Penyajian jumlah piutang dalam laporan
keuangan harus mencerminkan suatu jumlah yang dapat direalisasi dalam bentuk
kas. Artinya, bila ada piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan, namun kecil
kemungkinan dapat ditagih, piutang ini harus dikeluarkan dari total piutang.
Piutang tidak tertagih biasa terjadi karena satu atau lain hal. Oleh karena
itu, piutang yang dicantumkan dalam laporan keuangan adalah piutang dikurangi
dengan kemungkinan tidak tertagihnya sebagian dari piutang yang ada.
Daftar Pustaka dari Piutang Usaha - Akuntansi Keuangan Menengah 1
hxxp://yohanesanes7.blogspot.com/2013/04/jenis-jenis-piutang.html
hxxp://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2108256-wesel-tagih/
hxxp://restylarisha.blogspot.com/2012/10/disposisi-piutang-usaha-dan-wesel-tagih.html
terimakasih sangat membantu saya belajar, tapi untuk tampilan jurnal kok gak muncul ya? uda saya buka lewat hape dan laptop sama aja, tolong ditampilkan ya, sekali lgi terimakasih :)
ReplyDeleteoke nanti akan saya coba post ulang ya
Delete