Makalah Mengenai Aliran Syi’ah | Kerozzi

Makalah Mengenai Aliran Syi’ah

Update website saya kali ini adalah Makalah Mengenai Aliran Syi’ah yang meliputi beberapa sub pokok bahasan yaitu Apa Syi’ah itu?, Bagaimana sejarah muncul dan perkembangan Syi’ah dan bentuk – bentuk penyimpangan Syi’ah?  itu semua akan kerozzi share lengkap dibawah ini dalam bentuk makalah.

AIK IV
Aliran Syi’ah
Makalah Mengenai Aliran Syi’ah
Disusun Oleh:
Kelompok :
1. Nur Mazidah (122010300***)
2. Tryanne Roidatus S (122010300***)
 
Universitas Muhammadiah Sidoarjo
Ekonomi Akuntansi 4SA
   
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLah SWT. Karena atas Limpahan Rahmat serta HidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah AIK IV dengan baik. Dan tak Lupa sholawat ma’asSalam semoga tetap terlimpahkan pada junjungan kita Nabi Besar MUHAMMAD SAW, karena Beliaulah Suri dan tauladan bagi setiap langkah kita.
Makalah yang disusun ini berhasil menguraikan tentang “ Aliran Islam Syi’ah ”. Hal ini bertujuan agar kita dapat memahami tentang aliran syi’ah.
Terselesaikannya makalah ini, tentu berkat bimbingan dari Ibu Yayuk Fauziyah selaku dosen pembimbing kami agar makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Kiranya makalah yang kami susun ini dapat membawa manfaat dan menunjang bagi proses pembelajaran khususnya pada mata kuliah AIK IV. Terlepas dari keyakinan kami akan kesempurnaan makalah ini, kami tetap menanti segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari rekan – rekan dan juga dosen pembimbing.
 
Sidoarjo , 19 Maret 2014
Penyusun
 
BAB 1
PENDAHULUAN
 
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini aliran Syi’ah merupakan aliran yang sering kali muncul diberbagai media. Berbagai pendapat tentang aliran syi’ah menyatakan bahwa syi’ah bukanlah agama islam. Syi’ah merupakan aliran sesat yang dengan akidahnya telah memiliki visi untuk menghancurkan kaum muslimin. Hal ini tentu bukan karena tanpa bukti, segala akidah dan juga ajaran yang telah dibawa oleh aliran syi’ah merupakan ajaran yang telah melenceng jauh dari Kaidah agama islam. Maka tak heran jika aliran syi’ah hingga kini telah menuai banyak kecaman.
Di Indonesia sendiri, berbagai protes tentang aliran Syi’ah juga terus berkembang. Banyak pihak yang meminta agar MUI mengeluarkan fatwa tentang kesesatan aliran syi’ah. Meminta kepada Menag, dan Kejagung untuk mencabut ijin organisasi, kegiatan , atau yayasan yang berada dibawah naungan Syi’ah. Dorongan dan kecaman kian gencar sehingga MUI terus mengupayakan untuk lebih banyak mengkaji aliran Syi’ah tersebut.
Terlepas dari hubungan yang tidak harmonis tersebut, Syi’ah merupakan aliran yang teologinya cukup menarik untuk dibahas. Oleh karena itu, diperlukan sebuah pembahasan lengkap mengenai Syi’ah agar kita memiliki wawasan yang luas dalam agama sehingga kita terhindar dari agama yang sesat.
 
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat dirumuskan ialah sebagai berikut:
1. Apa Syi’ah itu?
2. Bagaimana sejarah muncul dan perkembangan Syi’ah?
3. Bagaimana bentuk – bentuk penyimpangan Syi’ah?
 
1.3. Tujuan
Tujuan dari adanya makalah ini ialah:
1. Untuk memahami aliran syi’ah.
2. Untuk mengetahui awal mula terbentuknya syi’ah
3. Untuk mengetahui bentuk – bentuk penyimpangan aliran Syi’ah.
 
BAB 2
PEMBAHASAN
 
2.1 Syi’ah
Syi’ah (Bahasa Arab: شیعه Bahasa Persia: شیعه) ialah salah satu aliran atau madzhab dalam islam. Secara pandangan, syi’ah menolak kepemimpinan dari tiga khalifah Sunni pertama yaitu Abu bakar, Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan. . Syi'ah adalah bentuk tunggal, sedangkan bentuk jamak-nya adalah "Syiya'an" (شِيَعًا). Syī`ī (Bahasa Arab: شیعه.) yang menunjuk pada pengikut Ahlul bait dan Imam Ali. "Syi'ah" adalah bentuk pendek dari "Syi`ah Ali" yang berarti "pengikut Ali."
Kata Syi’ah menurut Etimologi bahasa Arab bermakna pembela dan pengikut seseorang. Selain itu juga bermakna setiap kaum yang berkumpul atas suatu perkara. Sedangkan menurut Terminologi Islam, kata ini bermakna yaitu mereka yang telah menyatakan bahwa Ali bin Abi Thalib adalah yang paling utama dan yang paling berhak menggantikan Rasulullah setelah beliau wafat untuk memimpin kaum muslimin. Begitu juga dengan anak cucunya.
Pandangan tersebut tidak terlepas dari berbagai hadits Rasulullah SAW yang mengagungkan Ali bin Abi Thalib. Dari Sa’ad bin Abi Waqqash, Rasulullah SAW pernah memberi tugas Ali bin Abi Thalib saat perang Tabuk ( untuk menjaga Wanita, anak –anak dirumah ). Ali pun berkata, “ Wahai Rasulullah, engkau hanya menugasiku untuk menjaga anak – anak dan wanita dirumah ? Maka beliau menjawab “ Tidakkah engkau rela mendapatkan kedudukan disisiku seperti kedudukan Harun disisi Musa? Hanya saja tidak ada NAbi setelahku. “ ( Diriwayatkan oleh al-Bukhori dan Muslim )
Hadits tersebut dipakai oleh orang Syi’ah untuk melebih-lebihkan Ali bin Abi Thalib sebagai pandangan bahwa Ali lebih mulia dibandingkan dengan Abu Bakar dan Umar. Padahal sebenarnya hadits ini merupakan pembelaan Rasulullah terhadap Ali yang dituduh oleh orang – orang Munafik bahwa dia berat untuk berangkat Perang.
Dalam kisah lain menurut versi aliran Syi’ah juga telah diriwayatkan berbagai hadits Rasulullah yang meninggikan Ali. Diantaranya ialah : hadits Diriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Khudri: Nabi SAW memandang kepada Ali ibn Abi Thalib dan bersabda: "Orang ini dan Syiahnya adalah orang-orang yang mendapat kemenangan pada hari kiamat". (Sabath ibn Al-Jawzi, Tadzkirah Al Khawwash).
Hasan Al-Bashri meriwayatkan dari Abdullah bahwa Rasulullah saw bersabda: “Jika hari kiamat terjadi, Ali duduk di bagian atas surga Firdaus yaitu di suatu gunung yang ada bagian atas surga, yang di atasnya lagi ada Arasy Tuhan alam semesta, dan di kaki gunung itu terpancar sungai-sungai surga dan mengalirlah sungai-sungai di semua surga. Ali duduk di atas kursi dari cahaya dan di depannya mengalir sungai surga, maka saat itulah tidak ada seorang pun yang dapat melintasi shirathal mustaqim kecuali orang yang berwilayah kepadanya dan Ahlul baitnya, sehingga masuklah ke surga orang-orang yang mencintainya dan masuk ke neraka orang-orang yang membencinya.” (Faraidus Samthin, Al-Hamuwaini Asy-Syafi’i, jilid 1, bab 54. Ar-Riyadh An-Nazhrah, Muhibuddin Ath-Thabari, jilid 2, halaman 173, 177-244. Tarikh Baghdad, Al-Khathib Al-Baghdadi, jilid 3, halaman 161.)
Dari 'Ashim ibn Dhumrah dari Ali bin Abi Thalib: Rasulallah SAW bersabda: "Ada sebuah pohon yang aku adalah pangkalnya, Ali adalah cabangnya, Al-Hasan dan Al-Husain adalah buahnya, dan Syiah adalah daun-daunya. Tidak keluar sesuatu yang baik kecuali dari yang baik". (Al-Kanji Asy-Syafi'i, Kifayah Ath-Thalib, hlm. 98).
Diriwayatkan dari Nabi SAW: "Janganlah kalian merendahkan Syiah Ali, karena masing-masing dari mereka diberi syafaat seperti untuk Rabi'ah dan Mudhar". (Al-Hakim, Al-Mustadrak 3/160; Ibnu Asakir, Tarikh 4/318; Muhibbuddin, Ar-Riyadh An-Nadhrah 2/253; Ibnu Ash-Shabagh Al-Maliki, Al-Fushul Al-Muhimmah 11; Ash-Shafuri, Nazhah Al-Majalis 2/222; Allamah Al-Hindi, Intiha' Al-Afham, hlm. 19, cet. Lucknow; Al-Qunduzi Al-Hanafi, Yanabi Al-Mawaddah, hlm. 257, cet. Istanbul). Dan masih banyak lagi hadist – hadist yang diriwayatkan oleh perawi versi aliran syi’ah.
 
2.2. Sejarah Muncul dan Perkembangan Aliran Syi’ah
Pendapat paling menonjol tentang munculnya Syi’ah adalah bahwa golongan ini muncul setelah pembunuhan Khalifah Utsman bin Affan.
Pada masa Khalifah Ali golongan Syi’ah muncul dengan menyembunyikan pemahaman mereka. Mereka dan para pengikutnya tidak menampakkan golongan mereka ini pada Ali. Saat itu, mereka terbagi menjadi 3 golongan Syi’ah, yaitu :
· Golongan yang menganggap Ali Tuhan. Ketika Ali mengetahui ini, maka Ali memutuskan untuk membakar mereka.
· Golongan Sabbah ( Pencela ). Ali mendengar tentang Abdullah bin saba’ ( yahudi madinah yang berpura – pura masuk islam dan menyebarkan ide-idenya sendiri pada kalangan kaum ) yang telah menghasut, menghina dan mencela Abu bakar dan Umar. Maka Ali mencarinya untuk membunuhnya dan membakarnya. Namun dalam suatu riwayat bahwa saat itu Abdullah bin Abbas telah mencegah Ali sehingga Abdullah bin Saba’ pada akhirnya dibuang keMadain.
· Golongan Mufadhilah yaitu golongan yang mengutamakan Ali atas Abu bakar dan Umar. Padahal telah diriwayatkan oleh Imam Bukhori dalam kitab shahinya, dari Muhammad bin Hanafiyyah, bahwa ia bertanya pada ayahnya, “ Siapakah manusia terbaik setelah Rasulullah?” ia menjawab “ Abu Bakar.” “ kemudian siapa?” “ Umar.”
Dalam sejarah perkembangannya, Syi’ah terpecah menjadi setidaknya 5 Sekte yang utama yaitu:
· Kaisaniyyah. Menganggap bahwa seorang imam adalah pribadi yang suci dan wajib dipatuhi. Mereka meyakini bahwa imam memiliki kesempurnaan pengetahuan dan terpelihara dari dosa karena mereka menganggap bahwa imam merupakan symbol dari ilmu Illahi. Imam menurut pandangan mereka ialah :
 
1. Ali bin Abi Thalib
2. Hasan bin Ali
3. Husain bin Ali atau dikenal dengan Muhammad ibn Al- Hanafiyyah
 
Aliran Syi’ah Kaisaniyyah menganggap bahwa Muhammad ibn Al- Hanafiyyah telah meninggal namun akan kembali lagi kedunia. Namun pada umumnya mereka meyakini bahwa ia tidak wafat.
 
Aliran Islam Syi'ah
 
· Imamiyyah atau Itsna 'Asyariah (Dua Belas Imam). Mereka percaya bahwa yang berhak memimpin kaum Muslim hanyalah para Ahlul-Bait, dan mereka meyakini adanya dua belas Imam. Aliran ini adalah yang terbesar di dalam Syiah. Urutan Imamnya adalah:
 
1. Ali bin Abi Thalib (600–661), juga dikenal dengan Amirul Mukminin
2. Hasan bin Ali (625–669), juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba
3. Husain bin Ali (626–680), juga dikenal dengan Husain asy-Syahid
4. Ali bin Husain (658–713), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin
5. Muhammad bin Ali (676–743), juga dikenal dengan Muhammad al-Baqir
6. Jafar bin Muhammad (703–765), juga dikenal dengan Ja'far ash-Shadiq
7. Musa bin Ja'far (745–799), juga dikenal dengan Musa al-Kadzim
8. Ali bin Musa (765–818), juga dikenal dengan Ali ar-Ridha
9. Muhammad bin Ali (810–835), juga dikenal dengan Muhammad al-Jawad atau Muhammad at Taqi
10. Ali bin Muhammad (827–868), juga dikenal dengan Ali al-Hadi
11. Hasan bin Ali (846–874), juga dikenal dengan Hasan al-Askari
12. Muhammad bin Hasan (868—), juga dikenal dengan Muhammad al-Mahdi
· Zaidiyya atau disebut juga dengan Syi’ah 5 imam. karena mereka merupakan pengikut Zaid bin 'Ali bin Husain bin 'Ali bin Abi Thalib. Mereka dianggap moderat karena tidak menganggap ketiga khalifah sebelum Ali tidak sah. Urutan Imamnya adalah:
1. Ali bin Abi Thalib (600–661), juga dikenal dengan Amirul Mukminin
2. Hasan bin Ali (625–669), juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba
3. Husain bin Ali (626–680), juga dikenal dengan Husain asy-Syahid
4. Ali bin Husain (658–713), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin
5. Zaid bin Ali (658–740), juga dikenal dengan Zaid bin Ali asy-Syahid, adalah anak Ali bin Husain dan saudara tiri Muhammad al-Baqir.
· Ghulat. Syiah yang menempatkan Ali pada derajat Tuhan. Syi’ah ini menganggap bahwa Al-qur’an sudah dirubah / ditambah / dikurangi.
· Ismailiyyah atau disebut juga dengan Syi’ah 7 imam. Mereka meyakini tujuh imam dan mereka percaya bahwa imam terakhir ialah isma;il bin Ja’far. Berikut urutan imamnya ialah :
1. Ali bin Abi Thalib (600–661), juga dikenal dengan Amirul Mukminin
2. Hasan bin Ali (625–669), juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba
3. Husain bin Ali (626–680), juga dikenal dengan Husain asy-Syahid
4. Ali bin Husain (658–713), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin
5. Muhammad bin Ali (676–743), juga dikenal dengan Muhammad al-Baqir
6. Ja'far bin Muhammad bin Ali (703–765), juga dikenal dengan Ja'far ash-Shadiq
7. Ismail bin Ja'far (721 – 755), adalah anak pertama Ja'far ash-Shadiq dan kakak Musa al-Kadzim.
 
Dari kelima sekte diatas, yang paling dianggap penting untuk dibahas ialah sekte imamiyyah. Selain karena golongan ini yang cukup popular di Indonesia, sekte ini dianggap sejak dulu hingga sekarang senantiasa menginginkan islam dan kaum muslimin hancur. Dengan berbagai cara kelompok ini terus berusaha menyebarkan kesesatannya, terlebih setelah berdirinya Negara Syi’ah yaitu Negara Iran.
Pencetus paham Syi’ah yang dikenal dengan Abdullah bin Saba’ yaitu seorang yahudi dari negeri Yaman. Ia telah berpura – pura islam dengan tujuan untuk menghancurkan islam dari dalam. Ia menampakkan keIslamannya pada masa akhir Khalifah Utsman bin Affan. Kemudian berlanjut pada masa khalifah Ali .
Abdullah bin saba’ mengenalkan ajarannya, menggalang massa dan mengumumkan bahwa imamah atau pemimpin yang berhak setelah wafatnya Rasulullah Muhammad adalah Ali bin Abi Thalib. Hal ini sesuai dengan petunjuk Rasulullah sendiri ( menurut Prasangka mereka ). Oleh karena itu, para Khalifah selain Ali dianggap sebagai manusia keji dan pengkhianat karena telah mengambil alih kedudukan tersebut dari Ali Bin Abi Thalib. Dengan kedok dan topeng keislaman, semangat Amar ma’ruf nahi mungkar, ia mengemas misi jahatnya dengan rapi. Ia disusupkan oleh orang yahudi ditengah – tengah umat islam untuk merusak tatanan Islam. Bukan hanya aqidahnya yang sesat bahkan ia telah kufur. Gerakan provokasi massa dengan tujuan menggulingkan keKhalifahan Utsman bin Affan hingga sang Khalifah terbunuh dengan terdzalimi.Hingga memunculkan perpecahan diantara sahabat.
Abdullah bin saba’ menunjukkan sikap ekstrim didalam memuliakan Ali bin Abi Thalib dengan membuat suatu slogan bahwa Ali yang berhak menjadi imam dan Ali adalah seorang yang ma’shum atau terjaga dari segala dosa.
Hingga masa kini, Syi’ah tergolong sebagai aliran yang cukup pesat perkembangannya. Sebagai aliran yang mengatas namakan Madzab ahlul bait, syi’ah cukup popular dikalangan masyarakat yang awam dalam hal keagamaan. Menjadi lahan dan tanah yang empuk bagi gerakan – gerakan aliran sesat untuk menggaet mereka menjadi sebuah komunitas, kelompok atau jama’ahnya. Selain itu saat ini figure- figure syiah juga begitu terkenal dan banyak dikagumi oleh generasi muda islam. Karena pemikirannya yang lebih mengutamakan logiak dan filsafat.
 
2.3. Penyimpangan aqidah Syi’ah
Meski awal kemunculan Syi’ah berlatar belakang masalah politis, namun pada perkembangannya Syi’ah memiliki paham Aqidah tersendiri yang menyimpang. Penyimpangan tersebut dapat disimpulkan yaitu:
1. Sekte Sabaisme. Dalam Syi’ah berkeyakinan bahwa alaikat Jibril telah salah dalam menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad. Karena seharusnya wahyu itu untuk Ali bin Abi Thalib
2. Syi’ah percaya kaidah Al bada. Yaitu Allah baru mengetahui sesuatu bila sudah terjadi. Allah dapat salah sedangkan imam mereka ma’shum ( terjaga dari dosa dan salah )
3. Mushaf Al- Qur’an yang dimiliki kaum Syi’ah berbeda isinya dengan Al – Qur’an yang kita kenal.
4. Keyakinan bahwa Imam mereka Ali bin Abi Thalib mengetahu rahasia Ghaib yaitu sesuatu yang terjadi masa lalu dan masa akan datang
5. Keyakinan Kaum Syi’ah bahwa 12 imam yang mereka miliki telah memperoleh mukjizat seperti nabi dan memperoleh wasiat dan rahasia agama islam. Sehingga mereka berhak merahasiakan ajaran agama yang orang lain tidak tahu. Kaum Syi’ah yakin bahwa 12 imam mereka telah mendapat wasiat dari Rasulullah untuk menyempurnakan Syari’at. Sehingga kedudukan Rasulullah dengan imam mereka ialah sama.
6. Para imam dianggap telah memiliki sifat Ma’shum yang artinya mereka telah terjaga dari kesalahan atau dosa baik kecil maupun besar.
7. Kaum Syi’ah yakin bahwa imam mereka yang kedua belas sedang Ghaibah (menghilang) kedalam sebuah gua di samara. Sebuah kota kecil diIraq dekat sungai tigris utara Baghdad. Suatu hari nanti imam ke 12 akan muncul ( Roj’ah ). Oleh karena itu setiap ba’da Maghrib beberapa kaum Syi’ah selalu berdiri didepan Gua dan memberikan kendaraan untuk pergi. Keyakinan mereka bahwa imam syi’ah ini akan datang untuk memberi keadilan dan menuntut lawan – lawan Syi’ah.
8. Dalam menyebarkan paham Syi’ah, senjata yang digunakan oleh kaum Syi’ah adalah Doktrin TAQIYAH. Yaitu konsep Syi’ah dimana mereka boleh memutar balikkan fakta ( berbohong ) untuk menyembunyikan jati diri mereka pada kelompok Mayoritas. Hal ini bertujuan untuk melindungi diri dari kelompok – kelompok yang dianggap telah menolak Syi’ah. Oleh karena itu prinsip Taqiyah diwajibkan bagi kaum Syi’ah dimanapun dan kapanpun. Bagi orang awam akan sulit memahami bahwa ajaran yang mereka bawa ialah ajaran yang berbeda dengan aqidah yang selama ini telah ada. Mereka akan terus berpura – pura melakukan ibadah sesuai dengan ajaran pada umumnya. Hingga ketika orang tersebut yakin, maka kaum Syi’ah akan menunjukkan ajaran mereka secara terang – terangan.
9. Kaum Syi’ah memiliki hari raya yang lebih mereka anggap dari pada hari raya idul fitri dan idul adha. Yaitu hari raya Ghadir Khom. Hari raya Nairuz ( hari raya kaum majusi ). Dan juga hari raya 9 Rabbiul awal sebagai hari raya “bapak “ mereka Abu lu’lu’ah ( pembunuh khalifah Umar bin Khattab )
10. Ziarah ke makam Imam Husain adalah lebih utama daripada Haji ke Baitullah (Kitab Wasail asy-Syi’ah, karangan Al-Hurr al-Amily, Jilid I, hal 371).
11. Kebencian mereka pada sahabat Nabi. Abu bakar, Umar bin Khattab, dan Utsman yang mereka anggap sebagai perampas hak Ahlul bait Ali bin Abi thalib. Bahkan sebagian Syi’ah menganggap Sahabat Nabi tersebut adalah Kafir dan sebaliknya mereka mengagung-agungkan para Ahlul ba’it. Para Ahlul bait telah diseret – seret dalam aqidah mereka sehingga seolah- olah telah terjadi perpecahan antara sahabat dan ahlul bait. Sedangkan para Ahlul bait sendiri yang telah mereka agung – agungkan tidak tahu menahu soal ulah sesat ini. Bahkan para Ahlul bait sendiri telah berupaya dengan gigih untuk memerangi kaum sesat Syi’ah.
12. Kaum Syi’ah memiliki fasilitas yang menjadi daya tarik untuk mencari pendukung yaitu kawin Mut’ah atau kawin kontrak. Padahal dalam islam Allah telah melarang hambanya untuk menikah dengan batas waktu tertentu. Namun dalam keyakinan Syi’ah menikah Mut’ah menjadi wajib sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh mereka sendiri. Adapun yang mendasari mereka dalam nikah mut’ah ialah:
 
a. Mut’ah adalah pengganti larangan minuman khamr (disebutkan di ”Ar-Raudhah min al-Kafi” halaman 151 dan ”Wasa’il asy-Syi’ah” (14/438) dan bagi yang tak pernah melakukan mut’ah, akan datang pada hari Kiamat dengan tangan dan kaki yang putus, serta bahwa yang melakukan mut’ah sebanyak empat (4) kali maka sama derajatnya dengan derajat Rosululloh - shollollohu ‘alaihi wasallam - (disebutkan di ”Manhaj ash-Shodiqin” halaman 356 karya Fathullah al-Kasani).
b.“’Barangsiapa melakukan mut’ah sekali dimerdekakan sepertiganya dari api neraka, yang mut’ah dua kali dimerdekakan dua pertiganya dari api neraka dan yang melakukan mut’ah tiga kali dimerdeka kan dirinya dari neraka.”
c. Ayatullah Khomeini juga berkata: “Semua bentuk menikmati, seperti meraba dengan penuh syahwat, memeluk , dan adu paha boleh walaupun dengan bayi yang sedang menyusui”. Tahrirul Wasilah 2/216.
d.“Mut’ah itu adalah agamaku dan agama bapak-bapakku. Yang mengamalkannya, mengamalkan agama kami dan yang mengingkari nya mengingkari agama kami, bahkan ia memeluk agama selain agama kami. Dan anak dari mut’ah lebih utama dari pada anak istri yang langgeng. Dan yang mengingkari mut’ah adalah kafir murtad.” (Tafsir Manhaj Asshadiqin Fathullah Al-Kasyani hal.356)
 
Sedangkan untuk rukun iman dan rukun islam Syi’ah ialah:
Rukun Iman :
1. Tauhid ( Keesaan Allah )
2. Al Adl ( Keadilan Allah )
3. Nubuwwah ( Kenabian )
4. Imamah ( Keimaman )
5. Ma’ad ( hari kebangkitan dan pembalasan )
Rukun Islam :
1. Shalat
2. Zakat
3. Puasa
4. Haji
5. Wilayah ( Perwalian )
 
Bab 3
Penutup
 
3.1Kesimpulan
Syi’ah merupakan suatu aliran atau madzab dalam islam yang didalam aqidahnya dianggap telah menyimpang dari aqidah Islam yang sesungguhnya. Syi’ah menganggap bahwa Ali bin abi Thalib merupakan seorang imam yang terjaga dari dosa. Dalam sebagaian golongan syi’ah lainnya menganggap atau menempatkan Ali bin Abi Thalib pada derajat Tuhan.
Dalam daya tarik ajarannya, Aliran Syi’ah memperbolehkan bagi kaumnya untuk melakukan Nikah Mut’ah, yaitu pernikahan dalam batas waktu tertentu dan berakhir sesuai dengan perjanjian antara kedua belah pihak. Pernikahan yang semacam ini jelas – jelas telah diharamkan ole Allah SWT. Inilah yang pada akhirnya memunculkan berbagai kecaman banyak madzab atas Syi’ah.
 
3.2 Saran
Berbagai Aqidah yang diajarkan oleh kaum Syi’ah sudah semestinya kita dapat membedakan antara ajaran Islam yang sesungguhnya sesuai dengan Firman Allah dalam Al- Qur’an dan sesuai dengan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Berbagai pembahasan hendaknya menjadi tambahan wawasan bagi kita untuk terhindar dari agama sesat.
 
Daftar Pustaka
Wikipedia.com
hxxp://ahmadfilosofis.blogspot.com/2010/02/makalah -syi’ah-kaisaniyyah-pendahuluan.html?m=1
hxxp://www.ulilalbab.wen.ru./khilafah/syi’ah.html
hxxp://hakekat.com/content/view/19/1/

Demikian makalah tentang aliran syi’ah yang dapat kami bagikan. anda juga bisa melihat beberapa artikel tentang pelajaran akuntansi seperti Resume PSAK 57 Rev. 2009 yang sudah saya share lebih dahulu. semoga bermanfaat dan membantu anda dalam menambah referensi mata kuliah ekonomi. Terima kasih
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Jika ingin bergabung dengan Kerozzi , silakan klik tombol Follow This Kerozzi's Blog

Ads


supplier Jam tangan murah ziendi shop
 
Support : Google
Copyright © 2013. Kerozzi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger